Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak dunia melonjak lebih dari 5 persen pada penutupan perdagangan Senin (7/3), dan minyak Brent mencapai level puncak 2016 di atas US$40 per barel.
Seperti dikutip dari Reuters, hal itu terjadi setelah Ekuador mengatakan telah mengadakan pertemuan produsen minyak mentah Amerika Latin karena Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) membidik patokan harga minyak yang lebih tinggi.
Aksi beli minyak mentah dan komoditas tersebut juga didorong pergerakan teknikal. Sementara data industri menunjukkan stok pengiriman untuk minyak mentah berjangka AS di Cushing, Oklahoma yang lebih sedikit dari perkiraan. Hal itu merupakan faktor pendukung yang lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Minyak telah menguat beruntun lebih dari 50 persen sejak mencapai posisi terendah dalam 12-tahun yang dicapai kurang dari dua bulan yang lalu. Penguatan dimulai setelah Rusia dan OPEC melayangkan ide pembekuan produksi untuk mendukung harga di pasar yang kelebihan pasokan.
Menteri Luar Negeri Ekuador Guillaume Long mengatakan pemerintahnya akan menjadi tuan rumah pertemuan dengan Venezuela, Kolombia, Ekuador dan Meksiko di Quito pada hari Jumat untuk mencapai konsensus atas minyak, terutama harga.
Secara terpisah, konsultan PIRA di New York menyatakan kepada Reuters bahwa produsen besar OPEC tengah berunding tentang keseimbangan baru harga minyak di sekitar US$50 per barel.
"Ini lebih ke arah konfirmasi bahwa produsen minyak sedang berusaha untuk mencapai semacam kesepakatan pada harga. Hal ini memberi sentimen bullish ke pasar yang berubah 180 derajat dari level beberapa minggu yang lalu," kata Phil Flynn, analis Price Futures Group di Chicago.
Harga minyak Brent, LCOc1, patokan minyak mentah global, ditutup naik US$2,12 atau 5,3 persen ke level US$40,84. Level puncak sempat berada di US$41,04, tertinggi sejak 9 Desember 2015. Level itu 51 persen di atas level rendah 12 tahun di angka US$27,10 pada 20 Januari 2016.
Sementara minyak mentah AS, CLc1, berakhir naik US$1,98 atau 5,5 persen ke level US$37,90 per barel, mendekati level tertinggi tinggi 2 bulan. Pada tanggal 11 Februari, harga sempat mencapai level rendah 2003 di angka US$26,05.
Beberapa penaikan harga minyak baru-baru ini juga dibantu terkait aksi beli karena grafik pergerakan minyak Brent dan minyak mentah AS yang menembus beberapa tingkat resisten di antara US$30 dan US$38.
Adapun rotasi aset oleh investor juga menyebabkan alokasi yang lebih di sektor komoditas, bersama dengan ekuitas. Harga emas dan bijih besi mencapai level tertinggi multi-bulan pada Senin lalu, sementara saham Asia naik ke level tertinggi dua bulan.
(gir/gir)