Jakarta, CNN Indonesia -- Schlumberger telah memangkas 25 ribu karyawan sepanjang tahun lalu akibat anjloknya harga minyak dunia. Angka tersebut sekitar 20 persen dari total jumlah pekerja di perusahaan jasa pengeboran minyak dan gas asal Amerika Serikat itu.
Mengutip
CNN Money, kebijakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ini terjadi seiring dengan penurunan pendapatan perusahaan sebesar 27 persen, yang berakibat pada anjloknya laba sebesar 41 persen.
Alhasil, saham emiten berkode SLB ini tergerus 18 persen di bursa New York, Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
[Gambas:Youtube]Pelemahan kinerja dan aksi PHK besar-besaran di internal Schlumberger merupakan imbas negatif dari kejatuhan harga minyak dunia.
Tak hanya itu, penurnan harga minyak dunia juga berdampak negatif terhadap pendapatan para eksekutif Schlumberger. Namun, penurunan gaji bos perusahaan migas itu tidak terlalu signifikan.
Schlumberger merupakan perusahaan besar pertama di industri migas yang melaporkan gaji eksekutif untuk 2016.
Perusahaan migas itu menggaji pimpinan perusahaannya, Paal Kibsgaard sebesar US$18,3 juta pada tahun lalu. Pendapatan CEO Schlumberger itu hanya turun sedikit dibandingkan dengan yang diterimanya pada tahun sebelumnya US$18,5 juta.
Penurunan sedikit kompensasi Kibsgaard adalah hasil dari performa rencana pensiunnya. Alhasil, meski pendapatan turun tetapi uang tunai yang dibawa pulang oleh Kibsgaard berkat rencana pensiunnya justru melonjak 12 persen pada 2015 menjadi US$5,2 juta.
(ags)