Bekasi Tak Lagi Favorit Bagi Investor Industri Padat Karya

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Selasa, 15 Mar 2016 13:29 WIB
Sejumlah kota di Provinsi Jawa Tengah telah menggusur posisi daerah tujuan investasi favorit sebelumnya seperti Bekasi, Karawang, dan Majalengka.
Pabrik tekstil PT Nesia Pan Pacific Clothing menargetkan menyerap tenaga kerja sebanyak 12.600 orang dalam satu tahun, Wonogiri, Jawa Tengah, Jumat (22/1). (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari).
Semarang, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat Provinsi Jawa Tengah (Jateng) sebagai daerah tujuan utama lokasi realisasi investasi industri tekstil dan produk tekstil (TPT) sepanjang 2015. Sejumlah kota di Jateng menggusur posisi daerah tujuan investasi favorit sebelumnya seperti Bekasi dan Karawang.

"Kalau daerah investasi labour intensive (padat karya) favorit sekarang itu di Jateng. Ada juga di Jawa Barat tetapi lokasinya dekat ke Jateng. Jadi bukan lagi di Bekasi, Karawang tapi Majalengka," ujar Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis di Kawasan Industri Wijaya Ruktimukti Bawana di Semarang, Selasa (15/3).

Menurut Azhar, banyak investor industri tekstil melirik Jateng karena faktor tersedianya tenaga kerja. Selain itu, kondisi jalan dan transportasi di Jateng juga tidak semacet wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, kian diliriknya Jateng oleh investor juga memberikan angin segar pada pemerataan pembangunan. Tak bisa dipungkiri, saat ini kawasan industri mayoritas berada di Jawa Barat.

"Makanya kita perlu sebarkan bahwa investasi itu jangan menumpuk di Bekasi dan Tangerang, sehingga orang daerah tidak suka langsung kerja di Jakarta tapi kerja di daerahnya," ujarnya.

Menanggapi minat investor, lanjut Azhar, BKPM juga bekerjasama dengan Kementerian Tenaga Kerja serta pemerintah daerah. Hal itu dilakukan agar daerah bisa memasok tenaga kerja industri TPT yang berkompetensi.

"Sampai-sampai di Solo ada komunitas tekstil dan produk tektil," ujarnya.

Ke depan, Azhar berharap industri TPT terus berkembang. Pasalnya, selain mendorong perekonomian, industri ini padat karya dan mampu meningkatkan devisa negara.

Sebagai informasi, realisasi nilai investasi tekstil ke Jawa Tengah sepanjang tahun lalu tercatat mencapai Rp4,6 triliun atau 56 persen dari total investasi tekstil di Indonesia. Adapun jumlah proyek investasi tekstil di Jawa Tengah dengan jumlah proyek mencapai 188 proyek dan menyerap tenaga kerja sebesar 79.131 orang.

Sementara, total realisasi investasi Indonesia tahun lalu mencapai Rp545,4 triliun, meningkat 17,77 persen dibanding capaian tahun sebelumnya, Rp463,1 triliun. Tahun ini, BKPM menargetkan realisasi investasi sebesar Rp594,8 triliun. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER