Jakarta, CNN Indonesia -- Delegasi bisnis Belgia yang terdiri dari 200 perusahaan akan melakukan penandatanganan 20 nota kesepahaman (
Memorandum of Understanding/MoU) dengan Indonesia dalam rangka kunjungan bisnis selama satu pekan mendatang. Ke-20 MoU ini rencananya tidak hanya berisikan agenda bisnis namun juga dengan institusi pendidikan tinggi.
Federal Secretary of State for Foreign Trade Belgia, Pieter de Crem menganggap penting penandatanganan nota kesepahaman ini karena hubungan ekonomi Indonesia dan Belgia masih terbilang moderat kendati hubungan diplomatis antara kedua negara sudah terjalin sejak lama. Kegiatan ini, lanjutnya, bisa menjadi peluang baru bagi terbukanya investasi Belgia di Indonesia.
"Kami harap penandatanganan MoU ini bisa menjadi awal baru kerjasama ekonomi kedua negara karena ada beberapa investor asal Belgia yang enggan menanamkan modal karena belum paham kondisi ekonomi di Indonesia," jelas Pieter di Jakarta, Senin (14/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia melanjutkan, MoU ini nantinya akan meliputi kerjasama di bidang maritim, hubungan luar negeri, hingga finansial. MoU ini, tambahnya, akan melibatkan 300 pengusaha yang berasal dari 200 perusahaan asal negara Eropa Barat tersebut.
"Tentunya pasca MoU ini ditandatangani, kami juga membutuhkan dukungan dari pemerintah Indonesia seperti mengurangi red tape bagi kegiatan ekonomi kami. Meskipun begitu, kami anggap kerjasama ini adalah sebuah permulaan era baru bagi hubungan ekonomi di kedua negara," jelasnya.
Ditemui di lokasi yang sama, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan penandatanganan nota kesepahaman ini bisa mendongkrak realisasi investasi asal Belgia di Indonesia di masa depan. Pasalnya, realisasi investasi asal Belgia di Indonesia saat ini tidak sebesar negara-negara Eropa lainnya.
Menurut data BKPM tahun 2015, realisasi investasi asal Belgia hanya sebesar US$7,44 juta atau menduduki peringkat 32 dari total Penanaman Modal Asing (PMA) di periode tersebut. Angka itu hanya menyumbang 0,025 persen dari total PMA masuk sebesar US$29,27 miliar sepanjang tahun 2015.
"Sampai saat ini, investor Belgia tidak masuk 20 besar penyumbang PMA terbesar di Indonesia. Saat ini, pekerjaan rumah kami adalah memfasilitasi investasi-investasi tersebut agar tidak ada keluhan sepanjang realisasi," tuturnya.
Ia menambahkan, rombongan pengusaha Belgia itu akan melakukan perjanjian di bidang maritim, ekspansi pengusahaan ritel, energi terbarukan dan pariwisata sepanjang pekan ini. Namun, Franky belum tahu ihwal nilai-nilai kontrak yang akan ditandatangani hingga saat ini.
"Sampai saat ini belum kelihatan nilainya, tapi tentu akan ada pendalaman lebih lanjut. Kalau dari kami, inginnya dalam lima tahun ke depan impact dari perjanjian ini bisa terlihat," tambahnya.
Sebagai informasi, realisasi investasi asal Belgia tahun 2015 terbilang menurun 45,29 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$13,6 juta. Akumulasi realisasi investasi Belgia tercatat sebesar US$132,9 juta sepanjang tahun 2010 hingga 2015.
(gen)