IMF Perkirakan Dompet Indonesia Bakal Jebol Rp301 Triliun

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Selasa, 22 Mar 2016 11:24 WIB
IMF meminta pemerintah segera merevisi APBN 2016 untuk memberikan kepastian kepada investor bahwa ambisi untuk mengebut pembangunan infrastruktur bisa dipenuhi.
IMF meminta pemerintah segera merevisi APBN 2016 untuk memberikan kepastian kepada investor bahwa ambisi untuk mengebut pembangunan infrastruktur bisa dipenuhi. (REUTERS/Kim Kyung-Hoon).
Jakarta, CNN Indonesia -- Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund) memproyeksikan penerimaan negara tahun ini akan mengalami kekurangan (shortfall) sampai Rp301 triliun. 

Dengan demikian IMF memproyeksi defisit anggaran pemerintah tahun ini menjadi 2,8 persen, melebar dari yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016. 

Senior Resident Representative IMF untuk Indonesia Ben Bingham mengatakan sejumlah faktor baik domestik maupun eksternal mempengaruhi kondisi penerimaan negara tahun ini. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satunya, rendahnya harga komoditas menjadi salah satu penyebab berkurangnya potensi penerimaan negara tahun ini.

"Sebagai hasilnya, IMF memprediksi defisit anggaran pemerintah bisa semakin melebar apabila pemerintah tidak memiliki strategi taktis untuk meningkatkan penerimaan negara," ujar Bingham kepada CNNIndonesia.com di Jakarta, Selasa (22/3).

Secara rinci dalam laporan Article IV, IMF memproyeksikan penerimaan negara tahun ini hanya mencapai Rp1.531 triliun atau 83 persen dari target APBN 2016 yang mencapai Rp1.823 triliun. 

Adapun penerimaan pajak diproyeksi hanya akan mencapai Rp1.297 triliun atau 83 persen dari target pajak tahun ini yang mencapai Rp1.547 triliun.

Dari sektor minyak dan gas (migas), tahun ini IMF memproyeksikan pemerintah tidak bisa berharap banyak dari sektor tersebut. Negara diproyeksi hanya mampu menerima Rp100 triliun dari targetnya Rp120 triliun.

Namun, pemerintah dinilai bisa mengoptimalkan penerimaan dari sektor non migas. Salah satunya dengan meningkatkan tarif untuk Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) non migas. 

"Otoritas fiskal harus mengambil langkah awal untuk meningkatkan penerimaan tahun ini termasuk mengupayakan pemungutan pajak dari bahan bakar, tembakau dan  kendaraan," ujar Bingham.

Dengan cara tersebut diperkirakan penerimaan negara bisa bertambah 0,6 persen dari PDB. 

"Coba kombinasikan dengan mengurangi rasionalisasi belanja yang dianggap tidak penting, dengan begitu kami yakin defisit anggaran terhadap PDB bisa lebih rendah dari 2,5 persen," katanya.

Dengan merivisi APBN, menurutnya, pemerintah telah memberikan kepastian kepada investor bahwa ambisi pemerintah untuk mengebut pembangunan infrastruktur bisa dipenuhi tahun ini.

"Saya melihat sudah ada langkah dari Kementerian Keuangan untuk mengatasi masalah pembiayaan anggaran tahun ini, sudah ada inisiatif untuk mengkoreksi APBN tahun ini," katanya. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER