Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution meyakini pelemahan rupiah yang terjadi belakangan ini hanya bersifat sementara.
Sebab menurut Darmin, fenomena pelemahan Rupiah yang berlangsung saat ini terjadi akibat adanya pergerakan irama pasar, terutama menguatnya nilai tukar mata uang dollar Amerika Serikat (AS).
"Lihat saja dunia melemah
enggak terhadap mata uang dollar? Kalau melemah, kan juga mengikuti irama pasar," ujar Darmin ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (28/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, dalam sesi perdagangan mata uang hari ini nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level
13.330.
Posisi ini diketahui berada pada tren pelemahan pada pekan lalu nilai tukar mata uang Indonesia tersebut sempat berada di level 12.000-an.
Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) menjelaskan, selain karena menguatnya posisi dolar AS faktor yang turut menjadikan rupiah melemah juga bisa didasarkan pada berbagai macam sentimen seperti pergerakan moneter di berbagai negara.
Selain itu, Darmin bilang pelemahan nilai tukar mata uang suatu negara juga bisa dipengaruhi oleh keputusan atau langkah yang diambil oleh negara-negara besar seperti Amerika Serikat, negara-negara di Eropa atau Jepang.
"Bisa juga karena kejadian khusus tapi kalau sekarang karena pasar jangan terlalu diambil hati. Namanya pasar kadang-kadang ada histerianya atau kalau sudah enggak tahu dia mulai tebak kanan kiri," tuturnya.
Oleh karenanya, Darmin mengatakan pemerintah akan selalu mengantisipasi dan mengikuti pergerakan pasar.
Di mana nilai tukar fundamental rupiah saat ini ditaksir berada di kisaran Rp12.500 hingga Rp12.800 per dolar AS.
"Namun, menurut saya kita sudah bergerak di sekitar itu. Tidak terlalu jauhlah. Kalau terjadi perubahan agak rendah atau agak tinggi itu sementara saja," kata Darmin.
Sebelumnya, berdasarkan Bloomberg Dollar Index tercatat rupiah dibuka melemah 4 poin atau 0.03 persen ke Rp 13. 250 per Dollar AS.
Selanjutnya, rupiah melemah 52 poin atau 0.39 persen menuju Rp 13.298 per dollar AS.
(dim)