Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai idealnya suku bunga deposito untuk perusahaan pelat merah maupun instansi pemerintah pusat dan daerah hanya seratus basis poin atau satu persen di atas tingkat inflasi.
“Kalau inflasi dikendalikan 4 persen, berapa sih (bunga deposito) dana BUMN sama pemerintah kalau mau ditaruh di deposito perbankan? 5 persen menurut saya masuk akal,” ujar Darmin di kantornya, Selasa (23/2).
Menurut Darmin, pemerintah belum akan mendorong ke arah tingkat bunga negatif seperti yang dilakukan Jepang maupun Bank Sentral Eropa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Tidak ada alasan untuk mengatakan rugi menaruh uang di bank,” ujarnya.
Darmin menyayangkan praktik yang dilakukan perusahaan pelat merah dengan menggelar tender penawaran suku bunga deposito tertinggi untuk dapat menentukan bank tempat menyimpan dananya.
“Itu langkah-langkah yang mendorong tingkat bunga naik padahal pemerintah tidak ada kewajiban mencari duit dengan duit,” ujarnya.
Bunga Kredit KorporatDarmin berharap dengan adanya pembatasan (
capping) bunga deposito akan mempercepat penurunan bunga pinjaman (
lending rate).
Pemerintah juga tengah berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengarahkan suku bunga kredit korporasi akhir tahun turun menjadi satu digit.
“Di akhir tahun kita akan mewujudkan lending rate korporasi 9 persen,” ujarnya.
Saat ini, kredit korporasi bank pelat merah masih di atas sepuluh persen. Dikutip dari situs resmi empat bank berbentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) korporasi tertinggi dimiliki oleh PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) yaitu 11,5 persen.
Selanjutnya, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) masing-masing sebesar 10,75 persen. Sementara, SBDK korporasi PT Bank Mandiri Tbk adalah 10,5 persen.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk menurunkan lending rate korporasi adalah dengan mendorong efisiensi biaya
overhead perbankan nasional. Hal itu akan menekan margin bunga bersih (
net interest margin/NIM) perbankan yang dinilai masih terlalu tinggi.
“Didorong supaya NIM bisa empat sampai lima persen. Kalau bisa NIM tiga persen. Thailand itu NIM-nya tiga persen. Kalau mau berimbang dengan Thailand, (NIM) harus bisa tiga persen walaupun itu makan waktu,” ujar Darmin.
(gen)