Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memprediksi Indonesia akan merasakan derasnya aliran dana asing yang masuk ke dalam negeri. Menurut Darmin hal tersebut terjadi karena saat ini banyak negara-negara yang telah menerapkan kebijakan negatif dalam instrumen investasi keuangannya.
Namun menurut Darmin, derasnya dana asing yang masuk ke dalam negeri juga patut diwaspadai. Terlebih jika sewaktu-waktu terjadi pembalikan modal secara besar-besaran (
massive capital reversal) seperti yang pernah terjadi pada 2013 lalu.
Kendati demikian, risiko pembalikan tersebut menurutnya masih bisa ditekan mengingat saat ini mobilitas dolar Amerika tidak seliar 2013 lalu. Pada saat itu penarikan modal terjadi akibat pengaruh kebijakan penghentian secara bertahap dari pelonggaran kuantitatif (
quantitative easing/QE) bank sentral Amerika, The Federal Reserve.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena waktu itu Amerika menempuh QE. Berbeda dengan sekarang, walaupun Jepang melakukan hal yang sama, kemudian Eropa dan Uni Eropa juga melakukan hal yang sama, tetap berbeda. Kalau Amerika itu uang-nya sudah mendunia, kalau Jepang tidak. Walaupun pasti akan ada perubahan-perubahan sedikit," kata Darmin dalam seminar Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Menara BTN, Jakarta, kemarin.
Mantan Gubernur Bank Indonesia itu mengatakan perlu ada harmonisasi antara pemangku kebijakan fiskal dan moneter untuk menjaga stabilitas aliran dana yang masuk ke Indonesia.
"Pertama, jangan membiarkan tingkat bunga terlalu tinggi, supaya kita juga tidak terlalu banyak arus datang. Dan arah yang kita tempuh sudah betul, dengan menurunkan tingkat bunga," katanya.
Langkah kedua adalah mereformasi perekonomian agar modal asing yang masuk ke dalam negeri tidak hanya berbentuk dana segar di pasar keuangan, namun bisa berupa investasi jangka panjang. Sayangnya saat ini Indonesia masih membutuhkan keduanya, mengingat inklusi di pasar keuangan Indonesia masih sangat dangkal.
"Harus dibedakan untuk menarik investasi dan portfolio. Kalau dana sudah jadi investasi panjang itu biasanya susah ditarik keluar. Tapi kalau dia cuma jadi uang di pasar modal, pasti mudah dibawa pulang, sayangnya dua-duanya kita masih perlu," ujarnya.
(gen)