Jakarta, CNN Indonesia -- Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) berencana memangkas pasokan sawit ke pasar internasional, menyusul meningkatnya penyerapan biodiesel di dalam negeri. Tingginya penjualan di dalam negeri menurut catatan Gapki karena program mandatori biodiesel sebesar 20 persen (B20) sudah dijalankan pemerintah tahun ini.
Fadhil Hasan, Direktur Eksekutif Gapki menyebut target penyerapan biodiesel di dalam negeri tahun ini adalah sebanyak 3,2 juta kiloliter (kl).
“Selama Januari dan Februari 2016, penyerapan Pertamina sudah berjalan dan mencapai 519 ribu kl. Penyerapan biodiesel pada Februari 2016 meningkat sekitar 30,5 persen atau dari 225 ribu kl pada Januari lalu meningkat menjadi 294 ribu kl,” kata Fadhil, Rabu (30/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada periode yang sama, Gapki mencatat ekspor minyak sawit pada Februari sebanyak 2,29 juta ton atau naik 9 persen dibandingkan dengan ekspor bulan sebelumnya sebesar 2,1 juta ton. Menurut Fadhil, jika dibandingkan secara
year-on-year kinerja ekspor minyak sawit Indonesia selama dua bulan pertama di 2016 naik 22 persen menjadi 4,39 juta dibandingkan periode yang sama di 2015 sebesar 3,59 juta ton.
“Pada Februari ini ekspor Indonesia memang tercatat naik, meskipun pada Januari lalu, volume ekspor sempat turun 16 persen dibandingkan dengan ekspor Desember 2016. Ekspor sedikit digenjot untuk mengurangi stok di dalam negeri yang sampai Februari sebanyak 3,66 juta ton,” katanya.
Pangkas Ekspor Fadhil memastikan, seluruh anggota Gapki akan mengurangi ekspor minyak sawit untuk lebih fokus memasok bahan baku biodiesel. Ia memperkirakan kebijakan tersebut akan mampu meningkatkan harga minyak sawit di pasar internasional.
Dari sisi harga, sepanjang Februari harga CPO global bergerak di kisaran US$575–US$657 per metrik ton, dengan harga rata-rata US$628,9 per ton. Harga rata-rata Februari 2016 ini naik sebesar 13 persen dibandingkan harga rata-rata pada Januari yaitu US$557,2 per metrik ton. Sementara itu harga CPO global sepanjang 3 pekan di Maret 2016 bergerak di kisaran US$645–US$717,5 per metrik ton.
“Harga terus menunjukkan tren naik meskipun perlahan. Harga terdongkrak karena pasokan minyak sawit ke pasar global mulai berkurang sementara itu penurunan produksi mulai terasa akibat dari pengaruh El Nino tahun lalu,” jelasnya.
(gen)