BI: Target Pertumbuhan Kredit 12 Persen Masih Realistis

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Jumat, 01 Apr 2016 18:15 WIB
Bank Indonesia menilai industri perbankan butuh waktu untuk mencapai target pertumbuhan kredit di angka 12 sampai 14 persen meski BI rate sudah turun.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo (kanan) didampingi Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara (kanan) memaparkan hasil Rapat Dewan Gubernur BI yang membahas BI Rate, Jakarta, Kamis (18/2). (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) optimistis penyaluran kredit perbankan pada kuartal II 2016 akan berada di atas laju pertumbuhan kredit kuartal I di level yang berada di angka 8 persen. 

Dengan meningkatnya angka penyaluran kredit, maka capaian tersebut akan mendorong pertumbuhan fungsi intermediasi perbankan agar sesuai target tahun ini di rentang 12 hingga 14 persen.

"Di kuartal II bisa meningkat. Jadi pertumbuhan lending (pinjaman) sebesar 12 hingga 14 persen ini akan realistis," ujar Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityawasara serperti dikutip dari kantor berita Antara, Jumat (1/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski telah mematok angka tinggi, Mirza tak menyangkal bahwa angka pertumbuhan kredit perbankan di Februari (year on year/YoY) hanya mencapai 8 persen atau di bawah eskpetasi.

Hal itu katanya disebabkan oleh belum optimalnya kebijakan pelonggaran moneter yang dirilis oleh Bank Indonesia sejak Desember 2015, dalam rangka memperbaiki industri perbankan dan sektor riil.

Di antaranya, Kebijakan penurunan suku bunga acuan atau BI rate secara bertahap dari 7,5 persen hingga 6,75 persen, hingga penurunan Giro Wajib Minimum-Primer dan tidak secara serta merta langsung mendorong perbankan untuk memacu penyaluran kreditnya.

"Kredit masih rendah, karena memang ada jarak dari dampak pelonggaran kebijakan moneter dengan stabilnya kurs ini dan aktivitas ekonomi," tuturnya.

Butuh Waktu

Mirza menjelaskan, peningkatan penyaluran kredit sendiri membutuhkan waktu meski bank sentral sejatinya telah memangkas bunga acuannya sebanyak tiga kali berturut-turut.


Walau begitu, ia tidak menyebut bahwa lambatanya penyaluran bunga kredit terkadi akibat adanya kegiatan ekonomi yang masih lesu sehingga mengakibatkan masih lemahnya permintaan.

Namun, dia menekankan untuk meningkatkan penyaluran kredit perbankan, upaya reformasi struktural ekonomi harus terus dijalankan seperti dergulasi perizinan, dan konsistensi pemerintah untuk mempercepat realisasi anggaran.

"Dengan begitu, kegiatan korporasi dan rumah tangga juga akan pacu aktivitas ekonomi," ujarnya.

Berdasarkan survei uang beredar dalam arti luas (M2) oleh BI, total kredit yang disalurkan perbankan pada akhir Februari 2016 mencapai Rp3.996,6 triliun atau tumbuh 8 persen (yoy).

Pertumbuhan Februari 2016 itu melambat dibandingkan Januari 2016 yang sebesar 9,3 persen (yoy). BI menilai pelambatan penyaluran kredit terjadi sebagian besar pada Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi.

Sementara itu suku bunga kredit tercatat sebesar 12,79 persen per Februari 2016, turun dibandingkan Januari 2016 sebesar 12,83 persen. (dim)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER