Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan pembangkit, industri pariwisata dan masyarakat Bali segera dapat menikmati bahan bakar bersih dan ramah lingkungan berupa gas bumi.
Direktur Jenderal Minyak Dan Gas Bumi, IGN Wiratmaja Puja menyatakan penantian panjang Provinsi Bali, utamanya pembangkit listrik untuk dapat menikmati gas bumi terjawab dengan ditandatanganinya dua perjanjian jual beli gas (PJBG) antara PT Pertamina (Persero) dengan PT PLN (Persero), di PLDG Pesanggaran, Denpasar, Bali. Jumat (1/4).
Wiratmaja menjelaskan, LNG tersebut dikirimkan dari Bontang dan Sengkang ke Pelabuhan Benoa kemudian di
regasification untuk menjadi gas yang selanjutnya didistribusikan melalui pipa ke pembeli.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Penyaluran gas ke Bali ini merupakan yang pertama, selama ini industri pariwisata, pembangkit di Bali menggunakan bahan bakar minyak (BBM), ada PLDG baik di Pesanggaran dan Gilimanuk tapi tidak ada gasnya,” katanya dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (3/4).
Ia memperkirakan gas akan mulai mengaliri Bali setelah ditandatanganinya PJBG, sekitar tanggal 12-14 April 2016. Di tanggal tersebut, rencananya jual beli sudah mulai dioperasikan dengan volume pengiriman sekitar 40 mmscfd atau sekitar 35 kargo untuk pembangkit.
“Sisanya untuk industri pariwisata yang selama ini menggunakan solar sebagai bahan bakar ,” jelas Wiratmaja.
Sebagai informasi, Provinsi Bali sudah mulai berbenah untuk menjadikan seluruh wilayahnya menggunakan energi bersih dan ramah lingkungan. Adapun pengaliran gas bumi sebagai bahan bakar ini merupakan wujud dari keinginan tersebut.
Lebih lanjut, sebagian besar pembangkit listrik di Bali saat ini menggunakan bahan bakar minyak sebagai sumber energinya dan secara bertahap akan digantikan dengan bahan bakar gas.
(gir)