Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan kertas Asia Pulp and Paper (APP) milik grup Sinar Mas mulai mengoperasikan ruang komando pencegahan dan penanganan kebakaran lahan dan hutan (karlahut).
Situation room center tersebut ditempatkan di kantor pusat APP di Jakarta, dan mampu melakukan pendeteksian dini titik api di seluruh konsesi pemasok kayu APP di seluruh Indonesia.
"Dengan adanya
situation room center ini, kami dapat memantau titik api yang muncul di sekitar areal konsesi pemasok kita secara
real time," ungkap General Manager Fire Management APP Sinar Mas Sujica Lusaka dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (7/4).
Sujica menjelaskan, peta dan sistem yang digunakan dalam ruang komando tersebut merupakan hasil pengembangan tim teknologi informasi (IT) Sinar Mas Forestry bekerjasama dengan Aeroscientific, perusahaan Australia yang memasok teknologi kamera
geothermal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Peta dan sistem ini mengambil data dari Geospasial
Information System (GIS), serta di
overlay dengan temuan dari pantauan
geothermal imaging dari pesawat udara. Perpaduan data ini diharapkan dapat meningkatkan akurasi dan kecepatan pendeteksian titik api," kata Sujica.
Menurutnya sejak informasi awal di tangkap kamera geothermal yang dibawa oleh pesawat Cessna, data lokasi titik api aktual dapat didistribusikan ke distrik dalam waktu 2 menit, dan pesawat Cessna yang membawa kamera geothermal ini akan terbang mengelilingi konsesi pemasok APP di wilayah Sumatera selama 6 jam per hari dan disesuaikan dengan skala prioritas berdasar
fire danger rating system (FDRS).
Sementara itu, FDRS dalam peta situation room center didapat dari data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) digabung dengan data
Automatic Weather System (AWS) yang ada tiap distrik pemasok APP yang meliputi tingkat kelembapan, arah angin, temperatur, dan tekanan udara sehingga situasi terkini di konsesi (dan juga di luar konsesi) berupa suhu, cuaca, sampai sebaran titik api dapat diketahui.
“Ruangan tersebut dikendalikan empat operator dan satu supervisor, dan saat FDRS menunjukan warna kuning dalam artian rawan kebakaran, ruangan ini akan dioperasikan 24 jam," terang Sujica.
Ganti TeknologiIa menambahkan untuk mencegah kebakaran hutan seperti yang terjadi tahun lalu, APP berinisiatif meningkatkan teknologi untuk memantau titik api di lapangan. Ia menyebut, teknologi informasi yang sebelumnya digunakan adalah untuk mendeteksi hotspot.
“Hot spot berbeda dengan
fire spot (titik api). Dimana temuan hot spot di satu wilayah tidak selalu berbentuk api, selain itu pantauan
hotspot satelit bisa 6 jam sampai 12 jam,” terang Sujica.
“Saat ini kami gunakan teknologi untuk memantau
real fire yang mendekati
real time, karena hanya membutuhkan waktu kurang dari 2 menit untuk mengolah dan mendistribusikan data ke dalam portal intranet yang bisa diakses oleh seluruh distrik pemasok kita” tambahnya.
Sementara Direktur Sinar Mas Forestry Elim Sritaba menegaskan bahwa pihaknya juga akan bersikap proaktif dalam kegiatan pemadaman. Misalkan di satu wilayah, pemadaman telah berlangsung lebih dari 1 hari, maka akan segera dilakukan evaluasi,
"Kami akan berkoordinasi dengan distrik terkait agar langkah lanjutan dapat segera diambil. Apakah perlu memobilisasi pasukan pemadam dan peralatan dari wilayah lain. Karena kunci dalam aktivitas pemadaman adalah kecepatan," tambahnya.
Untuk mengoptimalkan tugas dilapangan, saat ini APP telah mempersiapkan regu pemadam kebakaran (RPK) yang tugas dan tanggungjawabnya tidak hanya berfokus kepada pemantauan dan pemadaman api di konsesi pemasok APP, tapi juga hingga di kawasan yang berada diluar konsesi (maksimal radius 5 km).
Selain itu, 4 helikopter, serta sejumlah peralatan berat seperti pompa, selang,
nozzle juga telah disiapkan. APP juga telah membangun lebih dari 400 pos pantau dan 80 menara api.