Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan penguatannya karena didukung rendahnya kekhawatiran pasar global dan pelemahan nilai tukar dolar AS yang bakal mendorong kinerja rupiah.
Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto mengatakan bursa saham global tadi malam berhasil rebound setelah dua sesi perdagangan terakhir mengalami koreksi. Indeks saham Eurostoxx di kawasan Euro menguat 0,66 persen di 2.909,36.
Di Wall Street, lanjutnya, indeks saham utama DJIA dan S&P masing-masing menguat 0,64 persen dan 1,05 persen ditutup di 17.716,05 dan 2.066,66. Indeks saham berbasiskan teknologi Nasdaq menguat 1,6 persen di 4.920,72.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Penguatan indeks saham di Wall Street ditopang melemahnya dolar AS setelah pasar menyikapi hasil pertemuan The Fed yang terakhir (
Fed minutes) yang mengkonfirmasi kebijakan kenaikan tingkat bunga di negara tersebut akan dilakukan berhati hati mengingat perlambatan ekonomi global masih berlangsung,” ujarnya dalam riset, Kamis (7/4).
Ia menambahkan, harga minyak mentah tadi malam naik hingga 5,21 persen di US$37,76 per barel setelah data cadangan minyak mentah AS pekan lalu turun di bawah perkiraan. Penaikan harga minyak ini memicu reli harga komoditas tambang lainnya.
“Pada perdagangan hari ini, IHSG akan melanjutkan tren
bullish dengan dukungan rendahnya kekhawatiran pasar global dan pelemahan dolar AS akan menguntungkan pergerakan rupiah,” ungkapnya.
Menurutnya, kenaikan harga minyak mentah dan sejumlah harga komoditas tambang akan turut menopang aksi beli atas saham pertambangan. Ia memperkirakan IHSG bergerak di kisaran support 4.840 dan resisten menguji 4.890 berpeluang melanjutkan tren penguatannya.
Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan pada perdagangan Kamis (7/4) IHSG memiliki level support 4.845-4.852 dan resisten 4.886-4.892. Menurutnya laju IHSG mampu bertahan di atas area target support 4.840-4.866 dan sempat melampaui area target resisten kami di 4.885-4.895 meski berakhir di bawah level tersebut.
Ia menilai target resisten kembali diuji untuk mengetahui apakah laju IHSG cukup bertahan atau tidak. Apalagi, lanjutnya, dengan gempuran sentimen negatif dan maraknya aksi jual yang melanda sejumlah laju bursa saham regional tentu memberikan imbas kurang baik pada IHSG.
“Diharapkan volume beli masih dapat bertahan untuk mempertahankan laju IHSG di zona hijaunya. Jika tidak, antisipasi perubahan arah melemah dari IHSG. Tetap cermati sentimen yang ada,” katanya.
(gir)