Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyatakan pembentukan induk usaha (
holding) BUMN di sektor energi tinggal menunggu Peraturan Pemerintah (PP) dan diharapkan bisa rampung sebelum hari raya Idul Fitri mendatang.
Lebih lanjut, ia mengatakan PT Pertamina (Persero) akan menjadi pemimpin (
lead holding) sedangkan BUMN lain seperti PT Perusahaan Gas Negara (PGN) akan menjadi anak usaha Pertamina. Kendati demikian, belum ada kesepakatan terkait nama
holding yang dipakai.
"Pada dasarnya, kami masih pakai nama Pertamina sebagai
holding-nya. Kemarin saya sudah bicara dengan Menteri Keuangan, yang sudah selesai adalah Pertamina ini dan sedang diajukan PP-nya," terang Rini di Jakarta, Rabu (13/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rini beralasan, pemilihan Pertamina menjadi
lead holding dikarenakan sahamnya 100 persen dimiliki oleh negara. Dari keputusan yang diambil secara internal, penunjukkan perusahaan
lead holding bukanlah perusahaan yang sebagian kepemilikannya dikuasai oleh publik.
"Karena kalau perusahaan publik kan sudah tidak 100 persen Pemerintah. Selain Pertamina, kalau keuangan yang jadi target (
lead holding) adalah Danareksa, kan 100 persen. Kalau tambang PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). Nah itu nanti kalau selesai semua," jelas Rini.
Setelah melakukan kajian bersama Kemenkeu, Kementerian BUMN akan melakukan kajian bersama Kemenkeu ini nantinya akan dibawa ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Lebih lanjut, usai Pertamina dijadikan
lead holding, tambah Rini, pada tahun ini akan ada tiga holding lagi yang akan rampung setelah energi, yaitu
holding jalan tol, tambang, dan keuangan.
"Khusus tol, jadi perusahaan-perusahaan yang berkecimpung di dalam kepemilikan dan pembangunan jalan tol yang isinya PT Hutama Karya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Karena targetnya untuk sampai 2019 kami membangun 1.290 km jalan tol," ujar Rini.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto mengatakan bahwa perusahaannya sudah menyiapkan proses menjadi lead holding dalam waktu setahun terakhir. Atas dasar itu, Pertamina sudah siap apabila didaulat menjadi holding BUMN Energi, karena dinilainya memiliki manfaat tersendiri.
"Bagi kami manfaat holding ini adalah aset akan semakin besar, sehingga kemampuan investasi Pertamina akan semakin besar. Jika ada sinergi, maka siapapun yang terlibat di dalam sinergi itu akan mendapat manfaat," jelas Dwi di lokasi yang sama.
(gir)