Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menunjuk PT Pertamia (Persero) sebagai pimpinan induk usaha (
holding) seluruh perusahaan pelat merah di sektor energi.
Hal ini diungkapkannya menyusul instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta agar perusahaan-perusahaan pelat merah membentuk
holding untuk dapat mengembangkan bisnisnya.
"
Lead holding-nya Pertamina. Targetnya (rampung) tahun ini," ujar Rini di kantornya, kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, dari hasil Rapat Terbatas (Ratas) yang digelar di Istana Negara kemarin (29/2), Jokowi menginstruksikan Rini segera membentuk enam
holding perusahaan BUMN yang dikategori sesuai dengan sektornya.
Di mana sektor yang diminta untuk dikelompokkan bergerak di sektor konstruksi, pertambangan, perumahan, perbankan, energi dan jalan tol.
Untuk memuluskan rencana tadi, pemerintah berencana menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) mengenai implementasi pembentukan
holding perusahaan pelat merah.
"Presiden memberikan arahan agar konsep
holding ini dilakukan secara hati-hati dengan memperhatikan sinergi dan membuat BUMN itu menjadi lebih gesit dan tidak terbebani dari hal-hal yang non profit. Dalam jangka panjang akan menjadi kekuatan besar seperti Temasek di Singapura atau negara lainnya," ujar Sekretaris Kabinet Pramono Anung menirukan pernyataan Jokowi.
Bentrokan KepentinganPada kesempatan berbeda, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius K. Ro berpandangan bahwa rencana pembentukkan
holding BUMN sektor energi akan terhambat oleh wacana pembentukan badan penyangga gas bumi nasional (agregator gas) yang dilontarkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Sebab, saat ini terdapat dua pemain besar di sektor distribusi dan transmisi gas bumi. Di mana dua pemain yang dimaksud ialah PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dan PT Pertamina Gas (Pertagas) yang sejatinya diketahui saling bersaing meski sama-sama merupakan BUMN.
Untuk itu, Aloysius bilang Kementerian BUMN akan intens berkoordinasi guna menyelesaikan masalah tersebut.
“Begini, kalau berandai-andai Pertagas dilebur ke PGN apakah mereka (PGN) tetap keberatan Pertamina jadi
lead holding energi? Nanti kita lihat saja karena kita juga harus menghormati mereka yang
listing," tutur Aloysius.
(gen)