Pemerintah Pacu Industri Perawatan Pesawat Nasional

Antara | CNN Indonesia
Kamis, 14 Apr 2016 10:00 WIB
Selama ini hanya 30 persen pesawat yang beroperasi di Indonesia dan melakukan perawatan di Indonesia. Mayoritas maskapai memilih merawat pesawat di luar negeri.
Pekerja kontrak membersihkan badan bawah pesawat Garuda Indonesia di lapangan Garuda Maintenance Facility, GMF AeroAsia, Tangerang, Banten, Rabu, 4 Maret 2015. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah memacu industri perawatan dan perbaikan pesawat atau maintanance and repair overhaul (MRO) terintegrasi di Indonesia mengingat pesatnya jasa penerbangan domestik dan internasional.

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan dalam 20 tahun ke depan, pusat industri perawatan pesawat diprediksi akan berpusat di kawasan Asia Pasifik.

"Banyak alasan kita harus mendorong industri ini. Jasa penerbangan domestik dan internasional terus tumbuh, jumlah penumpang naik dan otomatis jumlah pesawat bertambah sehingga ini menjadi peluang industri MRO kita," ujar Saleh Husin usai menerima perwakilan Indonesia Aircraft Maintenance Services Association (IAMSA) di kantornya, Rabu (13/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Saleh menuturkan, Indonesia juga merupakan salah satu sumbu lalu lintas udara di Asia dan dunia, berdampingan dengan Singapura dan negara lain seperti Malaysia serta Australia.

Sepanjang 2014, merujuk catatan Kementerian Perindustrian, jasa penerbangan dengan rute nasional mengalami peningkatan sebesar 18 persen dibandingkan dengan 2013. Sementara untuk rute internasional mengalami kenaikan sebesar 32 persen. Sedangkan untuk jasa penerbangan angkutan barang nasional mengalami kenaikan sebesar 91 persen dan 71 persen untuk rute internasional.

Saat ini terdapat 63 maskapai penerbangan nasional, dengan populasi 657 pesawat, yang didominasi oleh pesawat jenis Boeing 737 Series sebanyak 231 buah. Selain itu masih terdapat 182 buah pesawat lainnya yang dimiliki oleh sekolah penerbangan dan perusahaan perkebunan dan pertambangan.

Saleh Husin mengatakan selama ini hanya 30 persen pesawat yang beroperasi di Indonesia dan melakukan perawatan di dalam negeri. Mayoritas maskapai memilih untuk melakukan perawatan pesawat di MRO luar negeri.

"Istilahnya, kita mesti tarik pulang yang 70 persen ini ke bengkel pesawat kita sendiri. Kita bidik sebagian besar pesawat dirawat dan di-overhaul di sini," ujar Saleh.

Senada dengan optimisme Menperin, Ketua Dewan Pimpinan IAMSA Richard Budihardianto mengatakan perusahaan MRO di luar negeri terus meningkatkan kapasitas dan penyediaan fasilitas.

Dia menghitung, peluang bisnis MRO didapat dari anggaran pemiliharaan setiap maskapai yang sedikitnya US$1 miliar atau sekitar Rp13,2 triliun per tahun.

"Dengan kenaikan jumlah penumpang rata-rata 15 persen per tahun dan bahkan lebih maka industri MRO nasional harus meningkatkan kapasitas dan kapabilitas. Jika kita tidak bangun sendiri, asing yang akan ambil peluang," katanya. (ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER