Kemenperin Targetkan Industri Tekstil Tumbuh 6,33 Persen

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Jumat, 15 Apr 2016 11:08 WIB
Konsumsi tekstil dan produk tekstil dalam negeri menurut Kemenperin bisa menjadi andalan apabila permintaan ekspor berkurang akibat lesunya ekonomi global.
Konsumsi tekstil dan produk tekstil dalam negeri menurut Kemenperin bisa menjadi andalan apabila permintaan ekspor berkurang akibat lesunya ekonomi global. (ANTARA FOTO/Maulana Surya).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) dapat tumbuh sebesar 6,33 persen tahun ini dan berkontribusi 2,43 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.

Direktur Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka Kemenperin Muhdori meyakini meskipun kinerja industri TPT sempat turun 4,79 persen pada 2015 akibat krisis ekonomi global, peluang pertumbuhan tahun ini masih sangat besar ditopang oleh konsumsi produk TPT di dalam negeri.

“Indonesia mampu merespons krisis global secara tepat dan sudah mulai menunjukan perbaikan di sisi ekonomi nasional. Apalagi kelas menengah yang menjadi lokomotif konsumsi nasional menyumbang cukup banyak pertumbuhan ekonomi,” kata Muhdori dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (15/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mencatat saat ini industri TPT menempati peringkat tiga penyumbang ekspor Indonesia terbesar dan mampu menyerap tenaga kerja hingga 2,79 juta orang dengan hasil produksi yang mampu memenuhi 70 persen kebutuhan sandang dalam negeri

Muhdori melanjutkan sepanjang 2015, sektor TPT telah memberikan kontribusi 1,22 persen terhadap PDB nasional dan mengalami surplus ekspor sebesar US$4,31 miliar.

“Nilai ekspor TPT sendiri mencapai US$12,28 miliar, atau berkontribusi sebesar 8,17 persen dari total nilai ekspor nasional. Industri TPT juga memiliki andil besar dalam menyumbang devisa negara. Total investasi di sektor tersebut pada 2015 mencapai Rp573 triliun, naik 16,9 persen dari 2014,” jelasnya.

Senada dengan Muhdori, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat melihat pelaku usaha tekstil nasional tahun ini bakal banyak mendulang keuntungan dari kemunduran industri manufaktur akibat perlambatan ekonomi China.

"Industri pakaian jadi di China sudah tidak mungkin bisa meningkat karena tingkat pengupahan sudah hampir US$700 per bulan," jelas Ade.

Akibatnya, lanjut Ade, banyak pelaku industri tekstil hijrah dari China ke negara-negara padat penduduk yang tingkat upah buruhnya masih terjangkau. Indonesia dan Vietnam antara lain yang saat ini menjadi alternatif persinggahan modal.

Namun, target pertumbuhan industri TPT sebesar 6,33 persen yang dipatok pemerintah tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan proyeksi pertumbuhan yang dibuat asosiasi yang hanya mencapai 2-3 persen pada tahun ini. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER