BI: Reverse Repo 7 Hari Sesuai Cerminan Pasar

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Jumat, 15 Apr 2016 17:23 WIB
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menjelaskan jarak antar BI rate dan rate overnight di bank seharusnya dekat.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) telah mengumumkan kebijakan moneter barunya yakni penggunaan rate reverse repo berjangka 7 hari (BI 7-D Repo) yang dinilai sesuai cerminan pasar sebagai acuan baru untuk memperkuat transmisi moneternya.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menjelaskan kebijakan ini sudah banyak diterapkan oleh beberapa bank sentral di sejumlah negara.

Pada dasarnya penggunaan BI rate sebagai benchmark moneter diharapkan mampu menjangkar inflasi dan membawa pengaruh bagi suku bunga jangka pendek di pasar uang terutama overnight antar bank (lending facility). Namun kenyataannya saat ini BI rate (6,75 persen) sudah terpaut jauh dengan tingkat overnight lending facility rate (7,25 persen).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sedangkan tadi dikatakan best practice jarak antar BI rate dan rate overnight di bank harusnya dekat. Karena suku bunga policy rate harus bisa mempengaruhi suku bunga overnight lalu mempengaruhi ke suku bunga yang lain di pasar uang bank," jelas Mirza dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (15/4).

Ia menjelaskan pada tahun 2008 lalu, keputusan pernah mengubah acuan dari suku bunga overnight menjadi BI rate antara lain didorong oleh adanya kelebihan likuiditas akibat arus masuk dana asing dari Amerika Serikat (AS) yang pada saat itu melakukan quantitative easing sehingga mendorong suku bunga overnight di pasar uang antar bank (PUAB) dan deposit facility turun.

"Tapi waktu itu BI Rate tidak bisa ikut turun drastis karena outlook inflasi Indonesia masih tinggi akibat BBM dan komponen subsidi utamanya energi di APBN masih tinggi. Sehingga ada gap yang besar antar suku bunga overnight dengan BI rate," jelas Mirza.

BI memproyeksikan pada tahun ini kondisi inflasi Indonesia akan cenderung stabil dan terjaga terlebih saat ini anggaran subisidi dalam APBN sudah lebih kecil jika dibandingkan 2008 lalu.

"Sehingga saat ini adalah saat yang tepat untuk kembali pada best practice untuk memakai BI 7 days reverse repo rate, tapi ini harus disertai dengan pendalaman pasar uang," jelas Mirza. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER