Rasio Pembiayaan Macet BNI Syariah Naik jadi 2,77 Persen

Christine Novita Nababan | CNN Indonesia
Rabu, 20 Apr 2016 16:06 WIB
Beberapa nasabah kelas kakap mengalami keterlambatan bayar akibat perekonomian yang lesu.
Pelaksana Tugas Direktur Utama BNI Syariah, Imam T Saptono saat paparan pers didampingi Pelaksana Tugas Direktur Bisnis BNI Syariah, Kukuh Rahardjo, Rabu (20/4). (CNN Indonesia/Christine Nababan).
Jakarta, CNN Indonesia -- Rasio pembiayaan bermasalah atau nonperforming finance (NPF) PT Bank BNI Syariah mendaki dari 2,53 persen pada akhir tahun lalu menjadi sebesar 2,77 persen pada kuartal pertama tahun ini. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, kenaikan NPF perseroan justru lebih tajam lagi, yaitu dari 2,22 persen.

Imam T Saptono, Pelaksana Tugas Direktur Utama BNI Syariah mengakui adanya kenaikan rasio pembiayaan macet selama tiga bulan pertama di tahun ini. Pemicunya karena beberapa nasabah kelas kakap mengalami keterlambatan bayar dampak dari perekonomian yang lesu.

"Namun demikian, rasio NPF ini masih manageable. Masih dibawah ambang batas maksimum yang diperkenakan Bank Indonesia (BI), yakni 5 persen dan jauh dibawah rata-rata industri perbankan syariah yang berada diatas 5 persen," ujarnya, Rabu (20/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan Statistik Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK), NPF perbankan syariah per Januari 2016 mencapai level 5,46 persen (gross) dan 3,67 persen (nett). Dibandingkan akhir tahun lalu, NPF ini mendaki dari sebelumnya 4,84 persen (gross).

Di BNI Syariah, peningkatan rasio pembiayaan macet terutama disumbang oleh bisnis di segmen konsumer dengan rasio NPF 2,1 persen. Diikuti oleh bisnis kartu pembiayaan Hasanah Card, mikro, dan komersial.

"Kenaikan NPF terjadi sampai Maret 2016. Namun, di bulan ini, NPF kembali terkendali pada level 2,5 persen - 2,6 persen. Jadi, memang naik, tetapi tidak perlu dikhawatirkan," imbuh Imam.

Pada kuartal pertama ini, BNI Syariah membukukan pembiayaan sebesar Rp18,04 triliun atau meningkat 14,95 persen dengan kenaikan dana pihak ketiga (DPK) sebanyak 20,07 persen menjadi Rp20,91 triliun.

Sementara laba bersihnya sebesar Rp75,17 miliar atau naik 64,6 persen. Dengan kinerja kinclong ini, perseroan optimis, target laba yang dipatok Rp290 miliar akan tercapai. (bir/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER