Kuartal I, Pembiayaan SMF Tembus Rp1,9 Triliun

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Rabu, 27 Apr 2016 14:20 WIB
Pembiayaan yang disalurkan SMF tembus Rp1,9 triliun. Jauh di atas realisasi periode yang sama tahun lalu, yakni Rp33,17 miliar.
Konferensi Pers Kinerja Triwulan I 2016 PT. Sarana Multigriya Finansial (Persero). (Dok. SMF).
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan pembiayaan sekunder perumahan, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero)mencatatkan kinerja ciamik di sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. Pembiayaan yang disalurkannya tembus Rp1,9 triliun. Jauh di atas realisasi periode yang sama tahun lalu, yakni Rp33,17 miliar.

Raharjo Adisusanto, Direktur Utama SMF mengungkapkan, pertumbuhan pembiayaan melesat ditopang oleh tinginya permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) oleh perbankan. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dan PT Bank Pembangunan Daerah Kepulauan Riau (BPD Kepri) senilai Rp190 miliar menjadi penyumbang bisnis paling besar.


Masing-masing bank pelat merah dan bank Pemerintah Daerah tersebut mencairkan pendanaan sebesar Rp1 triliun dan Rp190 miliar untuk ekspansi penyaluran kredit hunian mereka di kuartal pertama ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau kami lihat, siklus dari perbankan untuk menyalurkan kredit KPR rata-rata masih melambat di kuartal I 2016. Tetapi, untuk awal tahun ini, BTN membutuhkan pendanaan cukup besar untuk refinancing atas pertumbuhan KPR subsidi mereka terutama," ujar Raharjo dalam konferensi pers di Graha SMF, Jakarta, Rabu (27/4).

Adapun, untuk laba bersih sampai dengan 31 Maret 2016 naik menjcapai Rp85 miliar atau meningkat 9,42 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan laba berasal dari pertumbuhan pendapatan.

"Kenaikan laba dan dan pendapatan ini tidak terlepas dari upaya refinancing kami yang tumbuh signifikan di kuartal I 2016," jelas Raharjo.


Selama lima tahun terakhir, SMF telah menampung total dana akumulatif dari pasar modal sebesar Rp21,44 triliun atau mencapai 6,6 kali dari modal yang disetor oleh SMF. Dana tersebut nantinya akan disalurkan kembali ke lembaga penyalur KPR seperti bank umum, bank daerah maupun bank berbasis syariah.

Akumulatif dana tersebut terbentuk dari hasil investasi yang dilakukan perseroan lewat lembaga jasa keuangan yang memiliki karakter investasi jangka panjang, seperti PT BPJS Ketenagakerjaan dan PT Taspen Persero.

Di portofolio obligasi, BPJS Ketenagakerjaan dan Taspen memegang porsi masing-masing 23,8 persen dan 13,16 persen dari total investor. Sementara, sisanya dipegang oleh perbankan dan lembaga jasa keuangan lainnya.

Untuk instrumen investasi dalam bentuk Efek Beragun Aset berbentuk Partisipasi (EBA-SP), Taspen memegang porsi paling besar. Yakni, 43,6 persen dari total investor.

Raharjo menambahkan, kontribusi SMF di sektor pembiayaan sekunder perumahan akan terus ditingkatkan. Tahun ini, perseroan menargetkan mengalirkan pembiayaan sebesar Rp6,1 triliun, terdiri dari sekuritisasi Rp2 triliun, dan penyaluran pinjaman Rp4,1 triliun.

Perseroan berencana menerbitkan surat berharga dengan total nilai Rp2,2 triliun dalam beberapa tahap untuk mendukung penyediaan likuiditas jangka panjang penyalur KPR. Diharapkan, partisipasi bank-bank daerah akan meningkat di kuartal selanjutnya.

"Tahun ini BPD akan meningkat, selama ini BPD masih menggantungkan dana-dana pemerintah yang masuk di awal dalam bentuk likuid. Namun, sekarang ada beberapa daerah yang diberi dalam bentuk surat berharga sehingga mereka memerlukan likuiditas mungkin nanti di kuartal II dan III akan melonjak permintaan dari BPD," pungkasnya. (bir/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER