Penjualan Otomotif Minus, Laba Astra Tergerus 22 Persen

CNN Indonesia
Rabu, 27 Apr 2016 16:26 WIB
Tidak hanya bisnis otomotif Astra yang melempem penjualannya, bisnis jasa keuangan, pertambangan, dan alat berat pun tidak cemerlang di kuartal I 2016.
Tidak hanya bisnis otomotif Astra yang melempem penjualannya, bisnis jasa keuangan, pertambangan, dan alat berat pun tidak cemerlang di kuartal I 2016. (REUTERS/Beawiharta).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Astra International Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp3,1 triliun pada kuartal I 2016, turun 22 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,9 triliun. Penyebab utama penurunan ini karena melemahnya penjualan otomotif selama tiga bulan pertama di 2016.

Manajemen Astra mencatat penurunan penjualan mobil sebesar 7 persen menjadi 127 ribu unit. Kinerja tersebut selaras dengan penurunan penjualan mobil nasional sebesar 5 persen menjadi total 267 ribu unit.

Sementara penjualan produk sepeda motor Astra juga turun menjadi 1,1 juta unit yang mempengaruhi penurunan penjualan sepeda motor nasional sebesar 6 persen menjadi 1,5 juta unit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak hanya dari industri otomotif, bisnis Astra di bidang jasa keuangan, alat berat, dan pertambangan juga mengalami penurunan.

Laba bersih bisnis jasa keuangan Grup Astra turun 46 persen menjadi Rp641 miliar. Besarnya penurunan laba bersih Bank Permata menjadi penyebab kenaikan laba bersih PT Federal International Finance (FIF) dan PT Toyota Astra Financial Services yang tergabung di dalam grup, menjadi negatif.

Untuk diketahui, PT Toyota Astra Financial Services mencatat peningkatan laba bersih sebesar 10 persen menjadi Rp80 miliar. Sedangkan FIF yang fokus pada pembiayaan roda dua mencatat pertumbuhan laba sebesar 23 persen menjadi Rp393 miliar. Namun, Astra Sedaya Finance mencatat penurunan laba bersih sebesar 27 persen menjadi Rp213 miliar.

Sementara laba bersih grup Astra dari bisnis alat berat dan pertambangan turun sebesar 55 persen menjadi Rp442 miliar.

Meski menorehkan kinerja yang kurang menggembirakan pada kuartal perdana tahun ini, Presiden Direktur Astra Internasional Prijono Sugiarto menegaskan perusahaannya tidak akan mengurangi alokasi belanja modal yang telah disiapkan sejak akhir tahun lalu. Astra menurutnya tetap akan mengucurkan belanja modal Rp13,6 triliun - Rp13,7 triliun.

"Dari belanja modal tersebut, Rp1,6 triliun akan dialokasikan untuk bisnis properti dan Rp1,3 triliun untuk infrastruktur," jelas Prijono di Jakarta, Rabu (27/4).

Ia mencatat salah satu proyek properti yang akan menghabiskan banyak investasi adalah Menara Astra yang ditargetkan selesai tahun depan. Astra juga tengah membangun beberapa jalan tol sebagai proyek infrastruktur andalannya ke depan.

Rencana Obligasi

Gunawan Geniusahardja, Direktur Independen Astra menambahkan perusahaannya akan menerbitkan obligasi pada semester I 2016 ini. Astra menurutnya membutuhkan dana sekitar Rp40 triliun - Rp50 triliun untuk jasa keuangan pembiayaan roda dua dan roda empat.

“Kami percaya pembiayaan roda dua dan roda empat masih menjanjikan, jadi kami masih butuh dana Rp40 triliun sampai Rp50 triliun untuk me-manage itu," tuturnya.

Menurutnya, obligasi adalah instrumen yang tepat untuk mendapatkan pembiayaan yang cukup baik. Dengan begitu, penerbitan obligasi ini diharapkan akan mendapatkan pembiayaan sebesar 20 sampai 50 persen.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER