Sorong, CNN Indonesia -- Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto tak ingin manajemen dan karyawan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) alergi bahkan menolak rencana pemerintah membentuk induk usaha badan usaha milik negara (
holding BUMN) di sektor energi.
Dwi mengaku memahami wacana penggabungan PGN sebagai anak usaha Pertamina ketika
holding terbentuk, akan menimbulkan keresahan di seluruh level kepegawaian PGN. Namun, ia ingin meyakini bahwa pembentukan
holding justru akan membuat PGN dan Pertamina lebih ekspansif lagi ke depan.
Untuk itu, ia meminta Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bisa membantu melancarkan proses pembentukan
holding tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harus ada dukungan menyeluruh, karena kalau ada understanding orang jadi tahu mana manfaatnya. Nanti mereka bisa paham bagaimana proses integrasi dilakukan," kata Dwi di Sorong, Minggu (1/5).
Dwi meyakini bergabungnya PGN sebagai anak usaha Pertamina akan memberi banyak keuntungan bagi negara ke depannya. Karena pembentukan
holding BUMN energi dipastikan bakal memperkuat kemampuan perusahaan dalam mendanai proyek-proyek yang akan dikerjakan ke depan.
“Kalau sebelumnya masing-masing (BUMN) tidak mampu berinvestasi besar selama satu hingga dua tahun ke depan, tapi kalau dia gabung maka mungkin investasinya bisa langsung start,” kata Dwi.
Ia melanjutkan, dengan kondisi pendanaan yang mumpuni, ia berharap
holding BUMN energi bisa meningkatkan daya saing dengan perusahaan migas di tingkat Asia Tenggara terlebih dahulu.
"Nanti kedepannya harus terus bersaing dengan perusahaan migas dunia, perusahaan energi dunia," terangnya.
(gen)