Laba Naik 82 Persen, Tower Bersama Bakal Buyback Saham

CNN Indonesia
Kamis, 19 Mei 2016 11:47 WIB
Pada kuartal I 2016, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) meraup laba bersih Rp746,66 miliar, naik 82 persen dibandingkan perolehan laba kuartal I 2015.
PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) akan membeli kembali (buyback) sahamnya usai mencatatkan kinerja positif pada awal tahun ini. (Dok. Tower Bersama)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penyedia jasa sewa menara telekomunikasi, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) akan membeli kembali (buyback) sahamnya usai mencatatkan kinerja positif pada awal tahun ini.

Pada kuartal I 2016, Tower Bersama meraup laba bersih sebesar Rp746,66 miliar, melonjak 82 persen dari perolehan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp410,23 miliar. Lonjakan laba tersebut disebabkan manfaat pajak penghasilan (PPh) bersih sebesar Rp470,17 miliar, meroket 705,89 persen dari Rp58,34 miliar.

 “Kami berharap untuk melanjutkan eksekusi inisiatif pemegang saham termasuk buyback saham atau dividen di sepanjang 2016,” ujar Direktur Keuangan Tower Bersama, Helmy Yusman Santoso dalam keterangan resmi, Kamis (19/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pendapatan perusahaan sebenarnya hanya naik 8,96 persen menjadi Rp901,49 miliar pada kuartal I 2016, dari Rp827,33 miliar di periode yang sama 2015. Sementara beban pokok pendapatan hanya turun tipis menjadi Rp101,58 miliar, dari Rp104,21 miliar.

“Fokus kami adalah untuk melanjutkan pelaksanaan pesanan build-to-suit dan kolokasi untuk operator telekomunikasi pelanggan kami. Selama kuartal I tahun ini, kami menambah 662 penyewaaan secara organik yang terdiri dari 339 menara dan 323 kolokasi,” kata Presiden Direktur Tower Bersama, Hardi Wijaya Liong.

Selaras dengan perkembangan bisnis operator telekomunikasi, kata Hardi, ekspansi layanan 4G dan tingkat penetrasi smartphone terus meningkat. Perseroan memprediksi permintaan data di masa mendatang akan semakin tinggi

Hal ini, lanjutnya, perlu ditunjang oleh ekspansi jaringan sehingga akan lebih banyak permintaan menara yang  berimplikasi pada meningkatnya kebutuhan penyewaan.

“Tren ini sudah dapat dilihat dalam pertumbuhan penyewaan kami yang lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal sebelumnya,” ujarnya.

Perusahaan memiliki 20.415 penyewaan dan 12.689 site telekomunikasi per 31 Maret 2016. Site telekomunikasi milik Perseroan terdiri dari 11.697 menara telekomunikasi, 933 shelter-only, dan 59 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 19.423, maka rasio kolokasi menjadi 1,66.

Per 31 Maret 2016, total pinjaman kotor (gross debt) Perseroan dengan memperhitungkan lindung nilai adalah sebesar Rp16,26 triliun, dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp8,64 triliun.

Dengan saldo kas yang mencapai Rp264 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp15,99 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) Perseroan menjadi Rp8,38 triliun.

“Tingkat leverage kami telah membaik di kuartal ini, meskipun dengan pertumbuhan organik yang signifikan,” tutur Helmy.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER