Jakarta, CNN Indonesia -- Laba bank asing meningkat 6,1 persen pada kuartal I 2016. Sebanyak 10 bank berstatus Kantor Cabang Bank Asing (KCBA) tercatat mengantongi laba bersih Rp2,78 triliun, sementara pada periode yang sama tahun lalu laba bersihnya hanya Rp2,62 triliun.
Pencapaian ini jauh di atas rerata industri perbankan. Pada kuartal I 2016, laba bank secara umum melorot 2,29 persen dari Rp29,63 triliun menjadi hanya Rp28,95 triliun di kuartal yang sama tahun lalu.
Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dilansir Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan laba ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebanyak 13,5 persen dari Rp4,02 triliun menjadi sebesar Rp4,56 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak cuma itu, pendapatan operasional bank asing juga tercatat tumbuh 55,9 persen dari Rp17,69 triliun menjadi Rp27,60 triliun. Sayangnya, beban operasional juga naik lebih tinggi, yakni sebanyak 57,3 persen menjadi Rp28,36 triliun. Sehingga, pertumbuhan laba bank asing tidak bisa lebih tinggi dari posisi saat ini.
Penyaluran Kredit Minim
Kendati labanya kinclong, bisnis kelompok bank asing ini tidak terlalu menggembirakan. Hal ini tercermin dari penyaluran kreditnya yang rontok 6,45 persen menjadi hanya Rp254,64 triliun.
Wajar saja, mengingat kondisi perekonomian saat ini belum benar-benar pulih. Sementara, komposisi bisnis bank asing banyak berputar di sektor korporasi yang notabene banyak terpengaruh dampak perekonomian nasional dan global.
Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI), salah satunya. Melihat laporan keuangan yang dipublikasikan di situs resminya, aset bank yang berkantor pusat di Inggris tersebut mengalami penurunan pada kuartal I 2016 sebesar 13,26 persen dari Rp69,88 triliun di kuartal I 2015 menjadi hanya Rp60,62 triliun.
Hal serupa juga dialami HSBC Indonesia. Aset HSBC Indonesia tercatat turun tipis 2,55 persen, yaitu dari Rp98,23 triliun pada kuartal I 2015 menjadi hanya Rp95,72 triliun pada periode yang sama tahun ini.
(bir/gen)