Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W. Martowardojo menyebut keputusan lembaga pemeringkat kredit internasional, Fitch Ratings mempertahankan peringkat utang Indonesia pada level BBB- dengan prospek stabil membuktikan kebijakan moneter dan fiskal berada di jalur yang benar.
Menurut Agus, Fitch menilai ekonomi Indonesia akan tumbuh solid ditopang oleh kemampuan adaptasi yang tinggi dalam menghadapi tantangan domestik maupun global.
“Hal ini menunjukkan Indonesia melakukan kebijakan yang tepat untuk menjaga stabilitas sekaligus mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan struktur yang lebih sehat,” kata Agus dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (24/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Menteri Keuangan melanjutkan, bank sentral yang dipimpinnya telah melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan ketahanan sektor eksternal. Diantaranya dengan menerbitkan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan Utang Luar Negeri bagi Korporasi Non-Bank, pengelolaan nilai tukar yang fleksibel sejalan dengan nilai fundamentalnya, pengelolaan tingkat kecukupan cadangan devisa, serta tersedianya second line of defense baik dari bilateral, regional, maupun global.
“Pemerintah Indonesia juga terus menunjukkan komitmennya untuk melakukan reformasi struktural dengan menerbitkan sebanyak 12 paket kebijakan ekonomi guna memperbaiki iklim investasi, seperti izin investasi 3 jam yang merupakan bagian dari Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP),” tegasnya.
Dalam siaran persnya, Fitch memberikan afirmasi
Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BBB-/
stable outlook. Beberapa faktor kunci yang mendukung keputusan tersebut adalah beban utang pemerintah yang rendah, prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik, dan risiko sektor perbankan yang rendah.
Fitch juga mencatat masih besarnya pengaruh sentimen pasar terhadap faktor eksternal dan masih perlunya upaya untuk perbaikan iklim investasi.
Lebih lanjut, Fitch menyatakan bahwa reformasi struktural melalui paket kebijakan ekonomi yang telah ditempuh Indonesia sejak September 2015 diyakini akan meningkatkan iklim investasi secara signifikan.
Beberapa kebijakan seperti perampingan jumlah dan percepatan proses perizinan untuk melakukan kegiatan usaha, serta penetapan formula upah minimum dipandang mampu memperbaiki iklim investasi, sementara revisi Daftar Negatif Investasi mencerminkan semakin terbukanya Indonesia terhadap investor asing.
Di samping itu, Fitch menyatakan bahwa reformasi struktural mulai menunjukkan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi sehingga berpengaruh positif terhadap sentimen pasar sebagaimana ditunjukkan dengan stabilnya nilai tukar Rupiah.
Fitch sebelumnya telah menyematkan peringkat
Sovereign Credit Rating Indonesia pada BBB-/
stable outlook sejak 6 November 2015.
(gen)