IHSG Diproyeksi Menguat dengan Syarat Tanpa Aksi Ambil Untung

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Senin, 30 Mei 2016 07:29 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan diprediksi bergerak positif pada perdagangan Senin (30/5), dalam rentang support 4.758-4.779 dan resisten 4.833-4.855.
Indeks Harga Saham Gabungan diprediksi bergerak positif pada perdagangan Senin (30/5), dalam rentang support 4.758-4.779 dan resisten 4.833-4.855. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan).
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak positif pada perdagangan Senin (30/5), dalam rentang support 4.758-4.779 dan resisten 4.833-4.855 setelah pada penutupan perdagangan pekan lalu berada di level 4.814.

Reza Priyambada, Head of Research NH Korindo Securities Indonesia memperkirakan laju IHSG bakal berada di atas area target support 4.754-4.769 dan masih di bawah area target resisten 4.801-4.822 hingga akhir sesi.

Menurutnya, kembali positifnya laju IHSG memberikan potensi peluang bagi IHSG untuk dapat melanjutkan pergerakan positifnya. Terlebih lagi didukung laju volume yang juga meningkat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika tidak dimanfaatkan untuk aksi ambil untung (profit taking) maka laju IHSG pun dapat kembali berada pada tren kenaikannya," ujar Reza dalam riset, dikutip Senin (30/5).

Sementara Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto memprediksi support dan resisten untuk hari ini berada pada level 4.780 dan 4.850. Menurutnya, IHSG hari ini akan dibayangi aksi ambil untung. Selain itu, apabila IHSG mampu bertahan diatas level 4.800, maka trend bullish untuk jangka pendek terkonfirmasi.

"IHSG juga masih harus menghadapi resisten MA 50 hari di level 4.820. IHSG telah membentuk golden cross pada indikator MACD," katanya dalam riset.

Sementara saham Eropa sempat secara perlahan dibuka melemah pada perdagangan akhir pekan kemarin seiring aksi wait and see jelang pidato Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat Janet Yellen, yang akan menghadiri acara tahunan Radcliffe di Universitas Harvard. Sementara, investor terlihat masih mengawasi setiap komentar terkait pemilihan waktu peningkatan suku bunga The Federal Reserve tersebut.

"Pengamat The Fed memperingatkan bahwa Janet Yellen kemungkinan menunda untuk menaikkan tingkat suku bunga tersebut. Meningkatnya Retail Sales Spanyol sebesar 4,1 persen di bulan April mampu membuat laju bursa Eropa kembali menghijau pada perdagangan pekan ini," kata Reza Priyambada.

Lebih lanjut ia menyatakan, kondisi tersebut ditambah dengan positifnya laju saham-saham farmasi setelah Roche merilis kinerjanya yang membaik.

Sementara itu, laju bursa saham Amerika berbalik positif karena pertumbuhan ekonomi tumbuh 0,8 persen secara tahunan (YoY) dari sebelumnya sebesar 0,5 persen pada kuartal pertama. Meski lebih rendah dari kuartal sebelumnya sebesar 1,4 persen, tetapi tidak mengurangi positifnya laju bursa saham Amerika.

"Komponen bangunan rumah dan inventaris yang meningkat cukup direspon positif pelaku pasar," ujarnya.

Selanjutnya, laju bursa kawasan Asia mayoritas menguat di hari ketiganya secara berturut-turut. Meski pelaku pasar masih menantikan pernyataan Janet Yellen serta pergerakan minyak mentah dunia yang masih bergerak mendekati level US$50 per barel, bursa saham Asia masih mampu melanjutkan penguatannya.

"Chinese Industrial earnings yang hanya bergerak moderat di bulan April sempat menekan pergerakan bursa saham Asia tapi tidak lama kemudian kembali positif. Adanya harapan akan langkah pemerintah yang dapat menstimulus ekonomi China dan percepatan transaksi cross-border investment antara Hong Kong dan China mampu mengimbangi moderatnya data tersebut," jelas Reza. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER