Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan kembali terkoreksi pada perdagangan hari ini, Rabu (25/5) karena dibayangi risiko kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS.
Kepala Riset First Asia Capital, David Sutyanto menyatakan mayoritas bursa saham Asia mengalami penurunan pada perdagangan kemarin, dipimpin oleh bursa Shanghai dan Tokyo. Di sisi lain, posisi dollar AS terhadap mata uang kawasan naik ke posisi tertinggi dalam dua bulan terakhir.
"Adanya spekulasi bahwa The Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuannya paling cepat bulan depan membuat market mengalami koreksi. Spekulasi itu yang membuat dollar melambung," tuturnya melalui riset yang diterima Rabu (25/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara dari bursa nasional, IHSG kemarin ditutup melemah sebesar 32,87 poin atau 0,69 persen ke level 4.710 setelah bergerak di antara 4.710-4.750.
David menjelaskan, pelemahan rupiah pada Selasa (24/5) ke level Rp13.638 per dolar AS menyebabkan investor melakukan aksi ambil untung (
profit taking). Hal ini kemudian berdampak pada penurunan IHSG.
"Pelemahan rupiah masih akan menjadi perhatian pasar. Pasar juga menunggu sentimen positif dan rating S&P, serta kebijakan Bank Indonesia dalam menghadapi pelemahan rupiah," jelasnya.
Sementara itu, Head of Research NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambudi memperkirakan IHSG pada hari ini akan berada pada rentang support 4.686-4.701 dan resisten 4.746-4.762. Menurutnya, kembali melemahnya IHSG membuktikan bahwa pasa modal Indonesia masih harus diuji kenaikan sebelumnya di tengah tren penurunan yang terjadi.
"Kini IHSG cenderung menguji level support kami untuk kembali naik serta menguji tingkat kepercayaan dari para pelaku pasar," katanya.
Ia berharap IHSG mampu bertahan di kisaran 4.700 meski pergerakan rupiah masih cenderung
flat dan belum ada sentimen yang bisa memberi pengaruh positif.
"Bila IHSG gagal bertahan di area 4.700, IHSG memiliki peluang menjemput
gap-nya di area 4.686-4.691," tuturnya.
(ags)