Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) masih menunggu restu pemerintah sebelum membentuk perusahaan patungan (
joint venture) dalam rangka pembangunan kilang Grass Root Refinery (GRR) Bontang, Kalimantan Timur. Perusahaan berharap persetujuan pemerintah keluar bulan depan sehingga perseroan bisa segera mencari mitra.
Direktur Pengolahan Pertamina, Rachmad Hardadi mengutarakan restu pemerintah dibutuhkan mengingat pembangunan kilang Bontang mengusung skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Pertamina sudah ditunjuk pemerintah sebagai Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PPJK), yang artinya merupakan mitra yang mewakili pemerintah dalam proyek ini.
"Dan sebagai PJPK, kami memiliki kewajiban membuat
design awalnya. Namun kami cari
sourcing strategic partner juga setelah ini, makanya kami sekarang sedang memohon ke Pemerintah agar kami diperkenankan membuat joint venture dan masuk ke situ," jelas Rachmad, Selasa (31/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apabila persetujuan pemerintah keluar sesuai harapan, Rachmad memastikan Pertamina akan melakukan seleksi mitra melalui tender setelah hari raya Idul Fitri. Beberapa pertimbangan yang disyaratkan perusahaan antara lain komitmen untuk menyediakan minyak mentah selama 30-40 tahun ke depan, kecakapan finansial, serta kemapuan memasok sebesar 300 ribu barel demi keperluan kilang.
"Dan karena ini sifatnya KPBU, jadi setelah 30 hingga 40 tahun kilang beroperasi, nanti kilangnya akan diserahkan oleh Pemerintah ke Pertamina, layaknya skema Build-Operate-Transfer (BOT)," ujarnya.
Sebagai informasi, GRR Bontang rencananya akan menelan dana sampai US$ 14 miliar, dengan kapasitas produksi ditaksir mencapai 300
million barrel steam per day (MBSD). Kilang ini merupakan satu dari dua kilang baru yang akan dibangun Pertamina dalam jangka 10 tahun mendatang.
Selain membangun dua kilang baru, Pertamina juga tengah mengembangkan empat kilang yang sudah ada (
existing) di Balongan, Dumai, Cilacap, dan Balikpapan. Apabila dua kilang baru dan empat pengembangan kilang
existing ini telah rampung, maka produksi perusahaan pelat merah tersebut bisa meningkat dari saat ini 850 ribu barrel per hari menjadi 2,3 juta barrel per hari.
(ags)