Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia dipastikan tidak akan mendirikan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di bawah pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Penumpang mobil negara berpelat nomor RI 1 menyebut Indonesia masih memiliki banyak sumber energi yang bisa diolah jadi listrik, jadi penggunaan nuklir belum mendesak.
Jokowi menyebut bukan hanya batubara, saat ini Indonesia tengah gencar mengembangkan pembangkit listrik bertenaga energi terbarukan seperti panas bumi, hidro, angin, dan tenaga matahari.
“Masih banyak sumber-sumber kita, sehingga kita memang belum masuk ke pembangkit listrik tenaga nuklir. Tetapi dalam pendalaman untuk kajian-kajian ke sana memang sudah dimulai,” ujar Jokowi saat meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Arun, di Desa Meuria Paloh, Kecamatan Muara Satu, Lhokseumawe, Aceh, Kamis (2/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut mantan Walikota Solo, pemerintah akan lebih fokus mendorong pengembangan pengembangan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) atau mikrohidro karena besarnya potensi yang ada.
“Mikrohidro belum dikerjakan, geothermal masih banyak sekali, kira-kira 29 ribu Megawatt (MW) bisa dikembangkan. Saya hanya perintahkan hitung untung rugi dari nuklir,” katanya.
(gen)