Jakarta, CNN Indonesia -- PT Trans Bumi Serbaraja, anak usaha PT Bumi Serpong Damai (BSD) Tbk, tengah mengupayakan pinjaman sindikasi perbankan sebesar Rp4,2 triliun guna menutup 70 persen kebutuhan pendanaan proyek jalan tol Serpong-Balaraja.
Fransiskus Xaverius Ridwan Darmali, Presiden Direktur Bumi Serpong Damai (BSD) mengatakan, total kebutuhan investasi proyek tol yang akan digarap anak usahanya itu ditaksir sebesar Rp5,17 triliun. Estimasi itu belum memperhitungkan biaya pembebasan lahan yang sekitar Rp1,75 triliun.
"Jadi sekarang kami dalam proses berikutnya ke bank, dengan bank sudah ada penjajakan. Kami bicara dengan satu bank tapi yakinnya mereka akan sindikasi," ujar Ridwan, Jumat (10/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk sisanya, jelas Ridwan, akan mengandalkan modal yang disetor pemegang saham. BSD merupakan pemegang saham mayoritas Trans Bumi Sebaraja, dengan penguasaan saham 50 persen. Sisanya dimiliki oleh PT Astratel Nusantara dan PT Transindo Karya, dengan porsi kepemilikan masing-masing 25 persen.
Terkait pembebasan lahan, Ridwan menuturkan, anak usahanya itu telah merampungkan sekitar 80 persen dari total panjang jalan 30 km yang direncanakan. Untuk tahap pertama, Trans Bumi Sebaraja akan memulai proses konstruksi untuk 10 km pertama. Selebihnya digarap bertahap dan ditargetkan tuntas pada 2018.
Sebagian lahan di wilayah Serpong, lanjut Ridwan, akan menggunakan lahan milik BSD. Dari proses peralihan kepmilikan lahan tersebut, perseroan berpotensi meraup pendapatan sebesar Rp900 miliar.
Dia optimistis, keberadaan jalan tol Serpong-Balaraja nanti akan meningkatkan harga lahan dan properti di sekitar tol, termasuk di BSD.
(ags/gen)