Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengharapkan implementasi megaproyek listrik 35.000 megawatt (MW) yang tengah diupayakan PT PLN (Persero) akan merangsang penyerapan kredit korporasi. Ujung-ujungnya, dapat mendongkrak target pertumbuhan kredit korporasi Bank Mandiri sebesar 10 persen hingga akhir tahun nanti.
Royke Tumilaar, Direktur Corporate Banking Bank Mandiri mengatakan, manajemen mengincar menyalurkan kredit korporasi sedikitnya Rp20 triliun hingga akhir tahun nanti atau secara agresif mencapai Rp40 triliun.
"Kami tunggu PLN, seperti proyek IPP PLN itu kan butuh dana besar. Bank Mandiri sudah siapkan kreditnya," ujarnya, Senin (13/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak awal tahun, kata Royke, perusahaan listrik pelat merah tersebut belum melakukan penarikan kredit sindikasi. Terakhir kalinya, yakni Desember 2015, PLN mengantongi kucuran kredit sindikasi senilai Rp12 triliun dari enam lembaga keuangan nasional termasuk Bank Mandiri.
Kucuran kredit itu diklaim PLN untuk mendukung pelaksanaan program pengadaan listrik 35.000 MW. Kredit ini sendiri memiliki tenor pinjaman hingga 10 tahun, dengan masa tenggang sekitar tiga tahun.
Sampai kuartal I 2016, perseroan sudah mengucurkan Rp44,3 triliun untuk kredit sindikasi. Adapun, perseroan menyalurkan Rp15,11 triliun untuk kredit sindikasi proyek-proyek infrastruktur, antara lain jalan tol, rel kereta api, pelabuhan, pembangkit listrik, dan transmisi di seluruh Indonesia.
Realisasi penyaluran tersebut setara dengan 34,11 persen dari total kredit sindikasi tersebut.
Untuk kredit korporasi, hingga Juni 2016, Royke mencatat penarikan pinjaman kredit korporasi Bank Mandiri telah mencapai Rp18 triliun. Pinjaman tersebut mengucur ke sejumlah nasabah Bank Mandiri yang mayoritas bergerak di sektor komoditas.
"Selama ini di kami yang paling besar itu di komoditi, seperti Crude Palm Oil/CPO (kelapa sawit), karet, dan batubara," imbuh Royke.
(bir/gen)