Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah pada perdagangan Selasa (14/6) karena tekanan pasar saham global yang terimbas sentimen rencana keluarnya Inggris dari zona Eropa (Brexit) dan pertemuan petinggi bank sentral AS (Federal Open Market Committee/FOMC).
Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto mengatakan, pasar saham global tadi malam kembali terkoreksi menyusul kekhawatiran isu Brexit dan spekulasi atas pertemuan FOMC dimana ada potensi naiknya tingkat suku bunga.
Ia merinci, indeks Eurostoxx di kawasan Euro anjlok 2 persen ke level 2.853,52. Di Wall Street AS, indeks Dow Jones dan S&P masing-masing koreksi 0,74 persen dan 0,81 persen ke level 17.732,48 dan 2.079,06. Sementara harga minyak mentah di AS tadi malam terkoreksi 0,4 persen di US$48,88 per barel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"IHSG pada hari ini masih mengalami tekanan. Minimnya sentimen positif dan adanya tekanan dari sentimen Brexit dan rapat FOMC membuat IHSG cenderung terkoreksi. Adapun support hari ini berada pada level 4.740 dan resisten di 4.830," jelasnya.
Analis Reliance Securities, Lanjar Nafi mengatakan, tumbuhnya kecemasan atas prospek Brexit membuat bursa Asia ikut terperosok di awal pekan dengan pelemahan cukup dalam, rata-rata 3 persen.
Sementara, lanjutnya, tingkat investasi asing melemah di China, dengan penjualan ritel yang melambat. Nilai tukar yen pun menguat menjadi yang terkuat sejak 2014, dan berhasil mengirim bursa saham di Jepang turun lebih dalam. Harga minyak yang terkoreksi pasca peningkatan stok minyak di AS juga menjadi salah satu faktor pelemahan bursa Asia.
Dalam perdagangan kemarin, IHSG pun ikut tertekan sejak awal sesi, sebesar 0,84 persen ke level 4.807 dengan volume yang cukup besar. Lanjar menyatakan sksi jual investor sangat terasa, dimana hampir semua sektor mengalami pelemahan.
"Diperkirakan IHSG masih bergerak tertekan dengan range pergerakan 4.770-4.825," jelasnya.
(gir)