Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2015 sebesar 69,55. Angka ini meningkat sebesar 0,65 poin apabila dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 68,90 poin.
Kepala BPS, Suryamin mengatakan angka ini sudah melampaui target asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 69,4. Namun menurutnya, angka ini masih belum terbilang memuaskan karena belum mencapai predikat baik.
"Predikat tinggi akan diberikan jika angkanya berada di kisaran 70 hingga 80, dan akan terbilang tinggi ketika angkanya di atas 80. Jadi saat ini IPM Indonesia masih dalam kelas sedang, atau sama seperti tahun lalu," kata Suryamin, Rabu (15/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan, perhitungan IPM ini didasari oleh tiga indikator, di antaranya standar hidup sehat, standar hidup layak dan aspek pengetahuan. Dari data yang dimilikinya, terlihat seluruh variabel tersebut mengalami kenaikan.
Untuk indikator standar hidup sehat, BPS menggunakan angka harapan hidup sebagai variabel yang digunakan, di mana harapan hidup Indonesia meningkat dari 70,59 tahun di 2014 menjadi 70,78 tahun di tahun berikutnya. Sementara itu, indikator pengetahuan yang diwakili rata-rata lama sekolah sebesar juga meningkat dari 7,73 tahun ke angka 7,84 tahun.
Suryamin mengatakan, kedua indikator itu tak akan terjadi jika masyarakat tidak mengalami kenaikan pendapatan, yang tercermin dari kenaikan konsumsi per kapita. Menurut data BPS, pengeluaran per kapita dengan harga konstan berbasis tahun dasar 2012 tercatat sebesar Rp10,15 juta, atau naik dari tahun sebelumnya Rp9,9 juta.
"Kalau masyarakat punya pendapatan lebih, mereka bisa memiliki akses yang baik bagi pendidikan dan kesehatan," jelasnya.
Suryamin menjelaskan, pertumbuhan IPM di tahun 2015 dengan nilai 0,94 persen merupakan yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu, ia mengatakan bahwa terdapat enam provinsi pada tahun ini yang mengalami peningkatan IPM. Bahkan, kini provinsi Riau, Banten, dan Sulawesi Utara menyandang predikat IPM tinggi dari sebelumnya berpredikat sedang.
"Namun sayangnya, provinsi Papua tetap memiliki predikat IPM yang rendah. Bahkan kabupaten yang memiliki nilai IPM terendah yaitu 25,47 juga terletak di provinsi ini, yaitu Kabupaten Nduga," kata Suryamin.
(gir)