Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat dan pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2016 bakal menembus level 5 persen karena ditopang peningkatan belanja pemerintah.
“Kami memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2016 akan tetap solid 5,02 persen secara tahunan, dibandingkan 4,73 persen secara tahunan pada kuartal I 2015 dan 5,04 persen secara tahunan pada kuartal IV 2015, karena aktivitas pemerintah,” tulis Ekonom Mandiri Sekuritas, Leo Rinaldy, dikutip Rabu (4/5).
Menurutnya, tambahan pada belanja pemerintah, terutama investasi, juga diprediksi akan terlihat tinggi karena dasar pembanding belanja pemerintah tahun lalu yang rendah. Di sisi lain, sektor swasta menunjukkan sinyal yang kurang meyakinkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, ia mengaku belum terdapat tanda-tanda perbaikan konsumsi rumah tangga dan pemerintah. Indikator menunjukkan sinyal beragam (mix) untuk konsumsi rumah tangga. Namun, penjualan mobil dan motor membaik pada kuartal I 2016.
“Kontraksi untuk mobil dan motor masing-masing berkurang menjadi -5,4 persen dan -6,3 persen secara tahunan pada kuartal I 2016, dari -9,7 persen dan -8,6 persen secara tahunan pada kuartal IV 2015,” katanya.
Meskipun demikian, menurutnya indikator lain menunjukkan arah yang berbeda. Inflasi inti berlanjut melambat menjadi 3,5 persen secara tahunan dari 5 persen secara tahunan pada periode yang sama dan pajak pertambahan nilai (PPn) berkontraksi -12 persen secara tahunan pada kuartal I 2016, yang menunjukkan bahwa aktivitas konsumsi masih tetap lemah.
“Karena itu, kami menghitung bahwa konsumsi rumah tangga akan mencapai 4,91 persen secara tahunan pada kuartal I 2016 dari 4,92 persen secara tahunan pada kuartal IV 2015. Dari sisi lain, belanja pemerintah masih akan tetap solid pada kuartal I 2016 yang dicerminkan dari peralihan dana dan peralihan personel ke belanja daerah,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menilai kenaikan investasi pemerintah tercermin oleh belanja modal dan belanja material, dan berlanjut naik sepanjang kuartal I 2016. Pertumbuhan gabungan berakselerasi menjadi 77 persen secara tahunan pada kuartal I 2016 yang juga didukung oleh dasar hitungan yang rendah pada anggaran belanja tahun lalu.
Sementara itu, Direktur Keuangan Negara dan Analisa Moneter Kementerian Bappenas Sidqy L P Suyitno memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2016 mencapai 5,1 persen.
"Kami perkirakan pertumbuhan ekonomi 5,1 persen, didorong pertumbuhan belanja pemerintah terutama belanja modal," ujarnya seperti dikutip dari kantor berita
Antara.
Sidqy memperkirakan, belanja modal pemerintah pada tiga bulan pertama tahun ini tumbuh 5,1 persen, meningkat dibandingkan triwulan I 2015 yang meningkat 1,4 persen.
Selain itu, menurutnya indikator penjualan seperti semen dan otomotif juga menunjukkan tren positif. Sidqy juga menilai paket-paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah dinilai sudah mulai dapat dirasakan dampaknya.
"Investasi juga terasa ya, realisasi triwulan I naik 17,6 persen menjadi Rp146,5 triliun. Penyerapan tenaga kerja juga naik 3,08 persen menjadi 327 ribu," ujar Sidqy.
(gir)