Harga BBM Turun, April Deflasi 0,45 Persen

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Senin, 02 Mei 2016 13:11 WIB
Pemangkasan harga BBM mulai 1 April 2016 menyumbang deflasi 3,38 persen terhadap total deflasi pada bulan tersebut.
Pemangkasan harga BBM mulai 1 April 2016 menyumbang deflasi 3,38 persen terhadap total deflasi pada bulan tersebut. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa).
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya deflasi bulanan (month-to-month) pada April 2016 sebesar 0,45 persen. Angka ini berbanding terbalik dibanding kondisi Maret, di mana Indonesia mengalami inflasi sebesar 0,19 persen.

Ketua BPS Suryamin mengatakan deflasi itu disebabkan oleh diturunkannya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi sebesar Rp500 per liter untuk jenis Premium dan Solar mulai 1 April 2016. Kebijakan tersebut dianggap sebagai salah satu penyumbang deflasi utama, yaitu sebesar 3,38 persen terhadap total deflasi bulan tersebut.

"Penurunan harga energi ini terjadi di 82 kota dengan angka deflasi sebesar 6,61 persen. Ini turunnya sangat besar sekali, sehingga baru kali ini sejak 2000 deflasi pada April bisa mencapai 0,45 persen," jelas Suryamin di Jakarta, Senin (2/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Deflasi pada komponen BBM kemudian berdampak pada penurunan harga transportasi yang tercatat sebesar 2,42 persen secara bulanan. Suryamin mengatakan, ini sesuai dengan instruksi Menteri Perhubungan untuk menurunkan tarif transpaortasi seiring turunnya harga BBM.

"Hasilnya, barang-barang kebutuhan, khususnya pangan, juga ikut turun. Ini artinya harga masih tetap terkendali," jelasnya.

Golongan bahan pangan, tambahnya, mengalami deflasi bulanan sebesar 0,94 persen dan berkontribusi terhadap deflasi April sebesar 0,22 persen. Golongan yang mengalami deflasi antara lain adalah kelompok bumbu-bumbuan sebesar 5,49 persen hingga daging-dagingan seperti ayam ras dan ikan yang masing-masing mengalami deflasi 0,04 persen dan 0,05 persen.

"Hampir semua bahan pangan mengalami penurunan harga, bahkan beras di tingkat eceran juga mengalami penurunan harga yang mengalami deflasi 1,47 persen apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Ini karena adanya musim panen di awal tahun," tambahnya.

Tak hanya BBM, penurunan tarif listrik bagi 12 golongan non subsidi sebesar Rp 9 per Kilowatt hour (KWh) juga menyumbang deflasi di 80 kota seluruh Indonesia pada April 2016. Ia menyebut, tarif listrik menurun sebesar 1,62 persen namun memiliki bobot terhadap komponen pembentuk deflasi sebesar 3,28 persen.

"Tapi ini menjelang hari raya dan puasa, supply harus bisa memenuhi demand agar harga masih bisa dikendalikan," tambahnya.

Sebagai informasi, deflasi April ini tercatat 3,6 persen secara tahunan dan menyebabkan inflasi year-to-date 2016 sebesar 0,16 persen. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER