Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank OCBC NISP Tbk membidik pertumbuhan dana kelolaan wealth management mencapai 20 persen hingga akhir tahun nanti. Hingga saat ini, perseroan mengelola dana Rp40 triliun dari nasabah tajirnya yang masuk di bisnis Premier Banking, baik wealth management maupun wealth advisory.
Dari total dana kelolaan nasabah tajir OCBC NISP tersebut, sebanyak 50 persen di antaranya diparkir di keranjang deposito. Sementara, sisanya mengendap di obligasi dan reksa dana.
"Sebanyak 7 dari 10 nasabah Premier Banking memang masih cenderung terfokus pada deposito, karena tahun lalu bunga deposito itu masih menarik bisa di atas 10 persen," ujar Ka Jit, Head of Individual Customers Solutions OCBC NISP, Senin (20/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Makanya, ia menilai, ada tantangan dalam pengembangan bisnis wealth management di tahun ini. Terlebih lagi karena bunga deposito semakin layu seiring dengan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate).
"Paruh pertama memang agak ketinggalan, karena tahun lalu sentimen masih bagus. Namun, di paruh kedua, kami yakin dana kelolaan bisa tumbuh mencapai 15-20 persen," tutur Ka Jit.
Adapun, pertumbuhan pendapatan yang dihasilkan dari bisnis Premier Banking tersebut mencapai 40 persen. Memang, kata Ka Jit, bisnis Premier Banking sebagai salah satu motor penggerak pertumbuhan di segmen consumer banking perseroan.
Secara keseluruhan, hingga kuartal I 2016, Bank OCBC NISP mengelola dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp89,6 triliun.
(bir)