ESDM Cari Pasokan Gas Baru di Blok Cepu untuk Pupuk Kujang

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Rabu, 22 Jun 2016 12:44 WIB
Upaya ini dilakukan menyusul rencana alokasi dari lapangan Jambaran-Tiung Biru (JTB) yang masih belum jelas karena ketidaksesuaian harga.
Djoko Siswanto, Direktur Pengusahaan Hulu Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) saat berbincang dengan wartawan di kantornya, Rabu (8/7). (CNN Indonesia/Diemas Kresna Duta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mencari alternatif pasokan gas dari sumur lain di Blok Cepu guna memenuhi kebutuhan pabrik PT Pupuk Kujang. Upaya ini dilakukan menyusul rencana alokasi dari lapangan Jambaran-Tiung Biru (JTB) yang masih belum jelas karena ketidaksesuaian harga.

Djoko Siswanto, Direktur Pembinaan Hulu Migas, Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM menerangkan, keputusan ini diambil setelah melihat harga gas Jambaran-Tiung Biru tidak bisa ditekan menjadi lebih efisien. Pasalnya, produksi gas dari lapangan tersebut sangat mahal karena gas Jambaran-Tiung Biru banyak mengandung muatan berbahaya.

"Jadi karena produksi gasnya itu 34 persen mengandung karbon dioksida dan banyak mengandung hidrogen sulfida, jadi banyak dibutuhkan investasi untuk fasilitas pemisahan gas tersebut. Sehingga alokasi untuk pupuk nanti ada dari lapangan-lapangan lain yang bisa onstream berikutnya," ujar Djoko ditemui selepas rapat dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Selasa (21/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia melanjutkan, keputusan ini juga diambil mengingat industri pupuk membutuhkan harga gas yang lebih efisien, mengingat harga pupuk di pasaran internasional juga semakin murah. Maka dari itu, rencananya gas Jambaran-Tiung Biru sebanyak 185 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) akan diserap seluruhnya oleh PT Pertamina (Persero).

"Dan nanti Pertamina tinggal menentukan industri apa saja yang mau disalurkan. Tinggal mereka cari buyer-nya," terangnya.

Djoko menuturkan, alokasi gas untuk pabrik pupuk itu jadinya akan berasal dari pengembangan tiga lapangan gas di blok Cepu, yang rencananya akan onstream pada tahun 2023. Rencananya, industri pupuk tetap akan mengambil alokasi sebesar 80 MMSCFD dari produksi sebesar 100 MMSCFD.

"Tapi itu baru di tahun 2023, karena sementara pabrik yang ada sekarang baru membutuhkan 50 MMSCFD di Cikampek. Namun untuk harganya sementara masih sama, tapi tentu nanti ada renegosiasi karena menyesuaikan Peraturan Presiden (Perpres) harga gas," jelas Djoko.

Sebelumnya, Kementerian ESDM mengaku kebingungan dalam mengatur harga gas dari Lapangan Jambaran - Tiung Biru di blok Cepu lantaran harganya tidak sesuai dengan keinginan calon pembeli. PT Pertamina EP Cepu (PEPC), selaku operator lapangan Jambaran-Tiung Biru, menetapkan harga US$ 8 per MMBTU, sementara pada saat itu Pupuk Kujang menginginkan harga US$ 7 per MMBTU.

"Pabrik pupuk tidak kuat menyerap, untuk listrik juga tidak kuat menyerap. Industri juga enggak kuat. Jadi bagaimana yang sebaiknya kami lakukan terhadap Jambaran - Tiung Biru?" ujar Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, I Gusti Nyoman Wiratmaja akhir pekan lalu. (ags/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER