Bos TWU Santai Tanggapi Tudingan Miring Transaksi Banyu Urip

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Jumat, 28 Agu 2015 20:01 WIB
"Soal penetapan harga itu terserah goverment mau kasih berapa. Saya pikir goverment punya banyak pertimbangan ketika kasih harga," ujar Rudy Tavinos.
Presiden Direktur PT Tri Wahana Universal Rudy Tavinos (kanan). (Dok. Tri Wahana Universal)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Tri Wahana Universal (TWU) mengantongi perjanjian jual beli minyak (PJBM) sebanyak 16 ribu barel per hari (bph) dengan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) selaku operator dan pemegang hak kuasa penjualan minyak bagian negara dari lapangan Banyu Urip di Blok Cepu, Jawa Timur.

Dalam transaksi tersebut pengamat kebijakan energi Yusri Usman menduga perusahaan yang memiliki kilang pengolahan minyak di Bojonegoro itu telah bermain mata dengan sejumlah oknum pemerintah dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Tujuannya tak lain untuk memperoleh pasokan minyak yang transaksinya sudah dimulai sejak Mei 2015 kemarin.

Selain volume penjualan, Yusri bilang dugaan adanya praktik lobi yang tak sehat juga terlihat dari penetapan formula harga jual minyak yang dinilai dibawah harga keekonomian dan berpotensi merugikan negara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Presiden Direktur TWU Rudy Tavinos pun angkat bicara menjawab beberapa tudingan tersebut saat ditemui di kantor SKK Migas, Jakarta Kamis (27/8). Berikut nukilan wawancara CNN Indonesia dengan Rudy:

Ada tudingan manajemen TWU ‘main mata’ untuk mendapatkan diskon besar dari jual-beli minyak dari Lapangan Banyu Urip. Tanggapan Anda?
Tidak benar itu. Intinya begini, saya bermain di sumur sementara dia tidak. Jadi Yusri tidak tahu detilnya. Jadi sekali lagi, saya itu tidak dikasih diskon oleh Pemerintah. Kalau dikasih diskon saya senang dong. Tapi nyatanya nggak kan.

Bukannya dengan penetapan harga jual minyak Banyu Urip ke TWU dengan formula Arjuna minus US$ 3,5 per barel yang ditetapkan pemerintah itu bisa dikatakan diskon?
Saya beli minyak itu dari sumur (EPF), jadi Exxon kasih harga saya di sumur dong. Kalau mau, coba tanya Exxon kasih harga mereka kalau ada yang beli minyak di sumur dan kalau beli di PSO berapa. Semuanya akan dibuka.

Kalau ada yang nggak percaya boleh juga tanya pemerintah. Silakan saja karena memang semuanya ada SK Menteri dan ada kontraknya. Gak mungkin juga perusahaan sebesar Exxon mau menjalankan bisnis kalau legal aspeknya tidak kuat. Jadi nggak mungkin mereka tiba-tiba membuat kontrak kalau tidak jelas.

Memang berapa kontrak jual beli minyak TWU dengan EMCL?
Kita kontrak ada 10 tahun. Kontrak 5 tahun pertama dari ExxonMobil. 5 tahun kedua dari Pertamina EP Cepu. Kalau volume 16 ribu barel per hari. Semua sama. Nanti berurutan. 5 tahun kedua juga 16 ribu dari EP.

Lalu, apakah Anda bisa memastikan bahwa apa yang ditudingkan ke TWU tidak berdasar?
Kalau pun ada tudingan sana-sini, itu tidak apa-apa karena mereka (penuding) punya pandangan yang berbeda. Saya mengapresiasi Yusri Usman dan sahabat-sahabat bisnis saya. Tapi yang harus kita ingat, sekarang sudah waktunya kita menikmati kenikmatan dari reformasi (murahnya) transportasi pengiriman minyak.

Memang seperti apa mekanisme jual beli minyak dan formula penetapan harga minyak Banyu Urip yang TWU terima selama ini?
Dulu formula yang kami dapatkan memang ICP dari ekspor poin minus US$ 6 per barel. Tapi karena hari ini saya membeli di sumur jadi harga yang kami terima cuma ICP Arjuna minus US$ 3,5 per barel.

Lalu mulai deh orang ribut-ribut sampai ada isu TWU dapat diskon. Sekarang gini, kalau (harga) minus US$ 3,5 per barel apa dia (penuding) saya sanggup beli? Jadi sudah lah.

Apakah Anda melihat ada motif persaingan bisnis dibelakang tudingan ini?
Semua sahabat saya, Putra (Presdir PT Geolink) juga. Cuma sekali lagi, soal penetapan harga itu terserah goverment mau kasih berapa. Saya pikir goverment punya banyak pertimbangan ketika kasih harga ICP. Dan itu bukan area kita. Karena kalau area kita, beli minyak di sumur harganya bisa kita tentuin. Itu saja. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER