Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah dan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akhirnya menyepakati revisi postur anggaran dan asumsi makro ekonomi 2016 dalam rapat kerja yang berlangsung sejak Senin (27/6) malam hingga Selasa (28/6) dini hari.
Adapun indikator makro ekonomi dalam Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RUU APBNP) 2016 yang menjadi kesepakatan adalah sebagai berikut:
Indikator | APBN 2016 | Kesepakatan |
Pertumbuhan ekonomi (%) | 5,3 | 5,2 |
Inflasi (%) | 4,7 | 4 |
Nilai tukar (Rp/US$) | 13.900 | 13.500 |
Harga minyak (US$/barel) | 50 | 40 |
Produksi minyak (barel/hari) | 830 ribu | 820 ribu |
Produksi gas (setara minyak barel/hari) | 1,155 juta | 1,15 juta |
Suku bunga SPN 3 Bulan (%) | 5,5 | 5,5 |
Sementara untuk postur anggaran, Badan Anggaran DPR dan pemerintah menyepakati pemangkasan target pendapatan negara dan hibah sebesar Rp36 triliun menjadi Rp1.786,225 triliun, dari target sebelumnya di APBN 2016 sebesar Rp1.822,5 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumber terbesar pendapatan negara pada tahun ini diharapkan masuk dari penerimaan perpajakan non migas, yang ditargetkan sebesar Rp1.502,82 triliun. Sisanya diharapkan masuk dari penerimaan non migas, yang dipatok sebesar Rp110,47 triliun.
Seluruh target penerimaan tersebut telah memperhitungkan potensi tambahan penerimaan dari kebijakan pengampunan pajak (tax amensty) yang RUU-nya juga akan disahkan dalam sidang paripurna DPR hari ini.
Seluruh fraksi di Badan Anggaran DPR sepakat untuk mengesahkan RUU APBNP 2016 menjadi undang-udnang dalam sidang paripurna, yang akan digelar pada siang ini, Selasa (28/6).
Sejumlah pandangan fraksi sempat mengemuka dalam rapat kerja Badan Anggaran DPR dan pemerintah tersebut, terutama menyangkut ancaman ekonomi yang berasal dari eksternal. Beberapa fenomena global yang menjadi sorotan wakil rakyat antara lain risiko dari kebijakan moneter Amerika Serikat, perlambatan ekonomi China, penurunan harg aminyak dan komoditas, serta keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).
Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro berjanjin akan berupaya keras untuk mencapai target-target yang telah disepakati dengan dewan, dengan tetap memperhatikan berbagai dinamika yang terjadi di mancanegara.
"Dengan RAPBN P 2016, kita akan tetap dapat membantu mendorong erekonomian 2016 dan tahun-tahun berikutnya," ujar Bambang.
(ags)