Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat penurunan pendapatan 11,67 persen sepanjang tahun lalu menjadi Rp1,05 triliun, dibandingkan pendapatan 2014 sebesar Rp1,19 triliun.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan, turunnya pendapatan perusahaan pengatur lalu lintas pasar modal di Indonesia karena pengaruh pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencapai 12 persen selama tahun 2015. Di mana pendapatan investasi BEI turun 82,59 persen menjadi Rp42,04 miliar dari sebelumnya sebesar Rp241,56 miliar.
Untuk menghindari pertumbuhan laba usaha yang negatif, BEI melakukan beberapa langkah kebijakan seperti efisiensi dan efektivitas anggaran. Sehingga perusahaan tetap memperoleh laba meski terjadi penurunan nilai transaksi
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beberapa langkah tersebut terbukti untuk menjaga pertumbuhan laba yang positif," kata Tito Sulistio usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, kemarin.
Melalui langkah tersebut, BEI mencatat laba sebelum pos lain sebesar Rp125,28 miliar. Sementara, laba bersih BEI tercatat turun menjadi Rp118,78 miliar. Angka tersebut turun 69,69 persen dari sebelumnya sebesar Rp395,66 miliar.
Upaya lainnya, BEI terus mempertahankan dan meningkatkan minat investor, serta meningkatkan perlindungan investor. Maka dari itu, BEI meningkatkan dana perlindungan pemodal atau Securities Investor Protection Fund (SIPF) menjadi Rp100 juta dari sebelumnya Rp25 juta.
"Ini untuk memberikan rasa aman kepada para pemodal yang menempatkan dananya di BEI," ungkap Tito.
Adapun, beban usaha BEI sepanjang 2015 mengalami kenaikan 14,63 persen menjadi Rp930,54 miliar dari sebelumnya sebesar Rp811,77 miliar.
"Kontribusi terbesar dari kenaikan komponen beban usaha adalah pada pos beban gaji dan tunjangan yang meningkat," terang Tito.
Pos beban gaji dan tunjangan meningkat 19,07 persen menjadi Rp367,15 miliar dari periode sebelumnya Rp308,36 miliar. Sedangkan pos biaya tahunan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meningkat sebesar 58,03 persen dari sebelumnya Rp92,08 miliar menjadi Rp145,52 miliar.