BI Waspadai Wacana Referendum Kedua Inggris

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Rabu, 29 Jun 2016 10:42 WIB
BI memperkirakan ekonomi Inggris akan turun dalam beberapa tahun ke depan. Berbagai negara yang terlibat langsung dengan Inggris harus mulai waspada.
BI memperkirakan ekonomi Inggris akan turun dalam beberapa tahun ke depan. Berbagai negara yang terlibat langsung dengan Inggris harus mulai waspada. (REUTERS/Kevin Coombs).
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia mewaspadai dampak lanjutan hasil referendum Inggris untuk keluar dari Uni Eropa (UE) atau Brexit. Salah satunya adalah wacana digelarnya referendum kedua di negara ratu Elizabeth tersebut.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara menjelaskan, pasca keputusan pasar keuangan global bereaksi cukup cepat. Dana asing banyak yang langsung menuju ke Amerika Serikat (AS) dan Jepang, sehingga hampir seluruh mata uang global langsung melemah.

Nilai tukar rupiah juga terkena imbas. Meskipun tidak terlalu parah. Sekarang BI masih terus memantau efek lanjutan dari peristiwa tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang harus pantau lebih lanjut apakah ada efek domino dari Brexit. Pantau juga jangan-jangan ada referendum kedua. Katanya ada 3 juta orang di Inggris yang mau referendum kedua," kata Mirza, kemarin malam.

Menurutnya dengan keputusan keluar, Inggris sekarang harus mengatur ulang proses negosiasi dengan negara-negara lain khususnya terkait dengan kerja sama perdagangan. Begitu juga dengan negara yang telah bekerja sama dengan Uni Eropa.

BI memperkirakan ekonomi Inggris akan turun dalam beberapa tahun ke depan. Berbagai negara yang terlibat langsung dengan Inggris harus mulai waspada. Sementara dengan Indonesia, porsi perdagangannya tercatat hanya kecil.

"Diprediksi perekonomian Inggris akan turun. Gejolak keuangan sempat terasa di Asia, itu sifatnya temporer," jelasnya.

Kepala Departemen Pendalaman Pasar Keuangan BI Nanang Hendarsyah mengatakan rupiah sempat menguat pada saat hasil keputusan referendum Inggris dibacakan Jumat (24/6).

Pada hari itu BI mencatat ada dana asing masuk sekitar US$113 juta (Rp1,4 triliun) dari pasar global. BI juga mencatat ada dana asing yang masuk ke Indonesia sebanyak US$554 juta (Rp7,2 triliun) dalam sepekan.

"Ini yang membuktikan orang (investor) masih mau masuk ke Indonesia. Ditambah lagi kebetulan ada lelang SBN (Surat Berharga Negara) tanggal 21, makanya sekarang rupiah menguat," jelasnya. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER