Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat hari ini, Senin (27/6). Potensi menguatnya IHSG hari ini terlihat karena arus modal asing (
capital inflow) yang masih terus terjadi ditambah dengan sentimen keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) yang telah reda.
Jajak pendapat atau referendum yang dilakukan di Inggris membuat beberapa mata uang seperti pound sterling, euro, rupiah, dan mata uang asia lainnya bergerak fluktuatif pada perdagangan akhir pekan kemarin.
“Pound bahkan sempat melemah hingga 10 persen terhadap dolar. Kepanikan seperti itu yang membuat Rupiah ikut terdepresiasi," kata Reza Priyambada, Head of Research NH Korindo Securities Indonesia dalam riset, dikutip Senin (27/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Reza menyatakan, bursa saham global termasuk pasar saham Asia tertekan pada perdagangan akhir pekan kemarin akibat sentimen negatif setelah Brexit berhasil memenangkan polling survei.
"Anjloknya pound dan euro mebuat pelaku pasar mencari mata uang
save heaven lainnya dan membuat Yen meningkat tajam," jelasnya.
Lebih lanjut, Reza memaparkan, pelemahan indeks Nikkei tersebut dipimpin oleh saham-saham yang erat korelasinya terhadap ekspor Jepang serta transaksinya terhadap Inggris. Sentimen Brexit ini pun turut menyengat bursa saham Asia lainnya.
Akibatnya, IHSG ditutup melemah pada perdagangan akhir pekan kemarin. Indeks turun sebesar 39,74 poin (0,81 persen) ke level 4.834 setelah bergerak di antara 4.754-4.884.
Pada perdagangan hari ini, IHSG diprediksi akan berada dalam rentang
support 4.760-4.798 dan resisten 4.866-4.883.
"Diharapkan aksi beli yang mulai terjadi pada sesi kedua di akhir pekan kemarin dapat berlanjut di awal pekan ini. Laju IHSG yang sempat menuju level terendahnya di bawah 4.800 membawa harga-harga saham merosot. Namun demikian, juga menawarkan level entry yang menarik bila peningkatan kian berlanjut," papar Reza.
Sementara, analis PT Asjaya Indosurya William Surya Wijaya memprediksi IHSG akan berada dalam rentang support 4.802 dan resisten 4.904.
Menurutnya, IHSG masih memiliki potensi menguat walaupun keluarnya Inggris dari Uni Eropa sempat memberikan tekanan terhadap pergerakan pasar modal di hampir seluruh belahan dunia.
"Potensi kenaikan masih terlihat cukup kuat jika kita melongok
capital inflow yang masih terus terjadi, ditambah dengan kondisi perekonomian kita yang masih terlihat cukup stabil, walaupun ditengah pengumuman Brexit yang akhirnya menunjukkan suatu kepastian yang terjadi," kata William.
(gen)