Transaksi Ritel UMKM Global Tembus US$33 Miliar

Antara | CNN Indonesia
Kamis, 30 Jun 2016 15:00 WIB
Bank Dunia dan Forum Ekonomi Dunia (WEF) mengungkapkan mayoritas transaksi ritel UMKM masih menggunakan sistem pembayaran konvensional, tunai atau cek.
Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim di acara World Economic Forum (WEF). ( REUTERS/Ruben Sprich)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Dunia dan Forum Ekonomi Dunia (WEF) memperkirakan nilai transaski peritel usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di pasar global pada saat ini mencapai US$33 miliar.  

Berdasarkan kajian dua lembaga ini, sekitar US$19 miliar dari total transaksi peritel UMKM dunia masih menggunakan sistem pembayaran tunai atau cek, sedangkan US$15 miliar sudah berbasiskan layanan elektronik atau digital.

Gloria Grandolini, Direktur Senior Keuangan dan Pasar Grup Bank Dunia menilai upaya memperluas penggunaan sistem pembayaran elektronik dengan menyasar peritel kecil sangat penting untuk menciptakan inklusi keuangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karenanya, Kepala Perbankan dan Pasar Modal WEF, Matthew Blake mengatakan, Bank Dunia dan WEF merekomendasikan lima gagasan perusahaan dan pemerintahan untuk mengalihkan model pembayaran tunai dan cek itu menjadi berbasiskan digital atau elektrini. Teknologi ini dinilai lebih aman dan mengurangi risiko korupsi, serta lebih dapat memberdayakan pertumbuhan aktivitas perekonomian.

"Berpindah dari pembayaran menggunakan uang tunai menuju pembayaran elektronik memilikimanfaat sosio-ekonomi yang substansial," kata Blake melalui keterangan resmi Bank Dunia, Kamis (30/6).

Selain itu, ujar dia, pembayaran elektronik juga dinilai dapat lebih menimbulkan kesempatan bisnis dan bentuk kerja sama publik-swasta yang lebih baik dalam melayani UMKM.

Sebelumnya, mantan Wakil Presiden ke-11 Republik Indonesia Boediono mengatakan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan instrumen terbaik untuk mencapai keadilan dan pemerataan ekonomi jika didukung penuh oleh berbagai pihak, termasuk kementerian dan lembaga keuangan.

"Instrumen terbaik untuk mencapai pemerataan ekonomi sebenarnya adalah UMKM. Ada cara-cara tidak langsung, seperti pajak dan retribusi. Kalau kita dorong kemajuannya secara langsung bisa menghasilkan pemerataan tanpa harus melakukan upaya tidak langsung tadi," kata Boediono pada malam pemberian penghargaan Bank Indonesia di Kantor Pusat BI Jakarta, Rabu (2/6).

Menurut Boediono, untuk menyukseskan UMKM perlu pemikiran yang koheren dan menjadi tugas bersama yang harus diemban oleh semua pihak, bukan saja mengandalkan Kementerian Koperasi dan UKM.

Boediono memaparkan ada lima strategi pencapaian yang dirumuskan dalam "Small Medium Enterprises (SME) Development" di ASEAN untuk pengembangan UMKM, yakni pertama mempromosikan produktivitas teknologi dan inovasi.

Strategi kedua adalah akses pembiayaan yang dinilai masih ada ruang kesempatan bagi seluruh pihak, terutama perbankan untuk mendukung penyaluran kredit UMKM.

Strategi ketiga adalah akses pasar. Boediono menjelaskan UMKM tidak boleh hanya beroperasi di pasar setempat, melainkan di pasar internasional.

Kemudian, strategi penciptaan suasana iklim usaha yang memudahkan pelaku bisnis. Selanjutnya, strategi kelima adalah kualitas kemampuan kewirausahaan yang harus diasah. (ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER