Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan optimistis tahun ini menjadi titik balik positif pertumbuhan ekonomi nasional setelah merosot dalam lima tahun terakhir. Tren positif itu diyakini berlanjut pada tahun depan, dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,3-5,9 persen.
"Kami yakin tahun ini adalah titik balik dari perekonomian Indonesia. Kalau dalam lima tahun terakhir terus turun, tahun ini adalah titik balik," tutur Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Suahasil Nazara dalam Rapat Pendahuluan Pembahasan RAPBN 2017 dengan Badan Anggaran DPR di Gedung DPR, Rabu (13/7).
Tahun lalu, lanjut Suahasil, perekonomian nasional hanya mampu tumbuh 4,8 persen. Tahun ini, pemerintah berani pasang target lebih tinggi yaitu sebesar 5,2 persen dalam APBN-P 2016. Sementara untuk tahun depan, pemerintah berasumsi pertumbuhan ekonomi tumbuh lebih tinggi, yaitu di kisaran 5,3 - 5,9 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Triwulan I 2016 ekonomi tumbuh 4,9 persen sudah lebih tinggi dari pertumbuhan tahun lalu, 4,71 persen. Titik beloknya sudah kelihatan," ujarnya.
Suahasil melihat, faktor pendorong perekonomian tahun ini kemungkinan besar masih bersumber dari konsumsi rumah tangga, yang diperkirakan tumbuh sekitar 5-5,1 persen. Sementara untuk investasi masih diupayakan dipacu dengan semakin menggiatkan pembangunan infrastruktur.
Dari sisi kebijakan fiskal, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia itu mengatakan, pemerintah telah mengubah arah kebijakan fiskal agar lebih mendukung pertumbuhan ekonomi.
"Pajak coba kita dorong, kemudian belanja pengeluaran kami coba alihkan dari yang tidak produktif menjadi belanja yang lebih produktif. Misalnya, belanja untuk membangun infratruktur dari subsidi Bahan Bakan Minyak," ujarnya.
Optimisme tersebut, lanjut Suahasil, didukung pula oleh tingkat inflasi yang terjaga di level yang rendah. Tahun ini inflasi diproyeksikan ada di kisaran 4 persen. Sementara tahun depan, pemerintah menargetkan tingkat inflasi di kisaran 4 plus/minus 1 persen.
(ags)