Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro mengusulkan diberikannya insentif bagi PT Pertamina (Persero) yang berhasil meningkatkan produksi minyak dan gas bumi (migas) sepanjang semester I 2016 meski harga masih rendah.
“Di tengah harga rendah dan kecenderungan perusahaan lain menahan produksi, Pertamina tetap berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan migas dalam negeri,” ujar Komaidi, Kamis (21/7).
Sepanjang paruh pertama tahun ini, produksi minyak Pertamina dari luar negeri maupun dalam negeri mencapai 305 ribu barel per hari (bph), naik 11,3 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 274 ribu bph. Sementara untuk produksi gas sebesar 1.938 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), naik 15,8 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 1.710 MMSCFD.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Realisasi tersebut setara dengan 640 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD), naik 12,5 persen dibanding periode yang sama di 2015 sebesar 569 ribu BOEPD. Sementara sampai akhir 2016, Pertamina menargetkan produksi migas sebesar 661 ribu BOEPD.
Atas keberhasilannya menaikkan volume produksi, Komaidi menilai Pertamina perlu mendapat dukungan pemerintah. Tidak hanya sekadar diberikan insentif, pemerintah juga harus memperlakukan Pertamina secara
fair.
“Karena selama ini Pertamina seringkali mendapatkan penugasan tanpa diperhatikan hak dan kewajibannya,” ungkapnya.
Satya W. Yudha, Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengatakan, Pertamina perlu mendapatkan insentif di sektor hulu. Hal ini terkait rencana pemerintah menerapkan skema
sliding scale terhadap kontrak bagi hasil (
Production Sharing Contract/PSC).
Skema tersebut menetapkan saat harga minyak turun bagian pemerintah berkurang, tujuannya agar tetap kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) tetap berinvestasi.
“Di Pertamina, PSC-nya seperti PT Pertamina EP dan PT Pertamina Hulu Energi, jika dapat sliding scale kan bisa lebih bagus bisa memberikan keuntungan," tandasnya.
Genjot ProduksiWianda Pusponegoro, Vice President Corporate Communication Pertamina mengungkapkan keberhasilan perusahaanya meningkatkan produksi disokong kontribusi lapangan di luar negeri, yakni Aljazair, Irak dan Malaysia. Kinerja apik tersebut menurut Wianda akan tetap dipertahankan di semester II 2016.
“Realisasi produksi Aljazair hingga semester I 2016 mencapai 20 ribu bph dan gas 111 MMSCFD. Sementara itu, di Irak produksi minyak mencapai 44 ribu bph,” kata Wianda.
Selain itu, lapangan minyak Pertamina di Malaysia juga turut memberikan andil dengan menyumbang produksi minyak sebesar 21 ribu bph dan gas sebesar 89 MMSCFD.
Di Aljazair, Pertamina tercatat menjadi operator di blok Menzel Lejment North. Serta memiliki hak partisipasi di dua blok lainnya, yakni El Merk dan Ourhoud.
Kemudian di Irak, Pertamina memiliki hak partisipasi sebesar 10 persen di Blok West Qurna 1. Sementara di Malaysia, Pertamina memiliki hak partisipasi 18 - 25,5 persen di Blok SK-309, SK-311, SK-314A, P, K dan Blok H.
(gen)