Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Central Asia Tbk mengaku masih mengkaji instrumen paling tepat guna menampung dana repatriasi dari kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty). Menurut Wakil Presiden Bank BCA Eugene Keith Galbraith, perseroan masih menunggu petunjuk pelaksanaan dari pemerintah agar strukturnya jelas.
"Sekarang, kami sedang mengkaji kira-kira instrumen mana yang paling cocok, dan ini tentu saja masih menunggu beberapa petunjuk pelaksanaan untuk mengerti strukturnya," imbuh Eugene usai pembukaan perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jumat (29/7).
Kendati demikian, bank swasta nomor wahid tersebut mengklaim telah memiliki beberapa instrumen yang dapat dimanfaatkan Wajib Pajak (WP) yang ingin memarkirkan dananya melalui BCA. Antara lain, reksa dana, produk asuransi, tabungan, serta deposito.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari berbagai pilihan instrumen investasi yang ditawarkan tersebut, Eugene menilai, asuransi dan reksa dana dapat menjadi instrumen yang memiliki prospek baik untuk ke depannya. Asuransi yang dimaksud adalah produk asuransi berbasis investasi, seperti unitlink.
"Saya kira, asuransi dan reksa dana sangat prospektif," tuturnya.
Namun, BCA belum menargetkan raihan dana dari kebijakan tax amnesty. Menurut Eugene, hal yang terpenting saat ini adalah kepercayaan masyarakat atas realisasi kebijakan ini. Ia sendiri mengklaim, sudah melihat akan kepercayaan masyarakat yang tinggi.
"Saya kira ini akan sukses dan menandai bahwa kepercayaan masyarakat atas kebijakan pemerintah sangat tinggi," pungkasnya.
(bir/gen)