Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal III 2016 ada di kisaran 5,2 persen. Proyeksi ini lebih tinggi dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu, 4,73 persen.
“Kami perkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal III itu ada di kisaran 5,2 persen sehingga sepanjang tahun pertumbuhan ekonomi Indonesia ada di kisaran 5,09 persen,” tutur Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo, Jumat (29/7).
Prediksi pertumbuhan ekonomi kuartal III juga lebih tinggi dari prediksi pertumbuhan ekonomi kuartal II yang mencapai 4,94 persen dan realisasi pertumbuhan ekonomi Januari-Maret yang hanya sebesar 4,92 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belanja pemerintah yang semakin besar, menurut Agus, menjadi salah satu pendorong untuk meningkatkan kinerja ekonomi pada periode Juli-September. Hal itu juga didukung oleh terjaganya tingkat inflasi dan defisit transaksi berjalan.
Di sisi lain, Indonesia juga masih harus menghadapi tren pelemahan harga komoditas. Hal itu akan berdampak pada turunnya ekspor. Namun demikian, turunnya harga komoditas diperkirakan tidak sedalam yang diperkirakan.
Sebelumnya BI memperkirakan harga komoditas tahun ini secara umum turun hingga 6,6 persen. Belakangan, prediksi itu dikoreksi menjadi 4,5 persen.
“Jadi turunnya harga komoditas tidak sedalam yang kami perkirakan,” ujarnya.
Ekonomi GlobalKendati kinerja perekonomian domestik membaik, perekonomian global menurut Agus masih diwarnai ketidakpastian dan masih akan melemah.
Salah satu pemicunya adalah keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau yang dikenal dengan istilah Brexit. Meskipun demikian, kata Agus, dampak Brexit bisa diredam melalui koordinasi yang baik antara otoritas moneter di Inggris dan Uni Eropa.
Lebih lanjut, mantan Menteri Keuangan menilai keberhasilan implementasi program pengampunan pajak bisa semakin mendongkrak perekonomian nasional, khususnya untuk tahun depan.
Pasalnya, raupan uang tebusan amnesti pajak bisa menambah penerimaan pajak negara dan masuknya aset repatriasi bisa meningkatkan aliran modal yang bisa disalurkan untuk investasi ke sektor riil.
“Kalau ada repatriasi dana, itu akan memperbaiki transaksi modal dan finansial,” ujarnya.
(gen)