Bali, CNN Indonesia -- Indonesia terpilih menjadi tuan rumah kegiatan seminar gabungan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia dan The Federal Reserve Bank of New York.
Berlokasi di Sofitel Hotel Nusa Dua Bali, para pejabat kedua otoritas moneter tersebut akan melakukan diskusi di tengah-tengah serangkaian kegiatan pertemuan Gubernur Bank Sentral seluruh Asia Pasifik atau Executive'Meeting of Asia Pacific Central Banks (EMEAP) Governors' Meeting 2016.
Diskusi kali ini akan mengangkat tema pengelolaan stabilitas dan pertumbuhan di tengah divergensi kebijakan ekonomi dan moneter yang diambil oleh negara-negara ekonomi utama dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Eksekutif Departemen International BI Aida Budiman menuturkan Indonesia memiliki sejumlah misi khusus dalam pertemuan yang akan dipimpin oleh Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo itu.
Misi tersebut salah satunya yakni meminta adanya kejelasan terkait kedudukan Indonesia sebagai negara
emerging market di mata para pengambil kebijakan di negara-negara ekonomi maju seperti Amerika Serikat, Jepang dan China.
"Selama ini ada isu divergensi pertumbuhan ekonomi dan moneter bukan hanya regional tapi juga mencakup yang datang dari Amerika Serikat, Jepang, dan dampaknya ke
emerging market," kata Aida, ditulis Senin (1/8).
Aida juga mengatakan pertemuan EMEAP bertujuan memperkuat hubungan kerja sama di antara para anggotanya. Pasalnya dalam seminar itu tidak hanya akan dihadiri oleh Presiden of Federal Reserve Bank of New York William C.Dudley saja, namun juga para Gubernur Bank Sentral dari negara-negara yang saat ini ekonominya tengah menjadi sorotan, seperti Gubernur Bank Sentral India Raghuram Rajan.
India dan Indonesia dianggap sebagai negara emerging market yang perekonomiannya bergantung pada segala kebijakan yang diambil oleh negara-negara maju. Posisi ini yang kerap kali membuat suara dari negara-negara emerging market kurang didengar dalam dinamika perekonomian global.
Padahal, lanjut Aida, saat ini dunia tengah mencari mesin pertumbuhan ekonomi global yang baru. Sebagai negara yang masih mengalami pertumbuhan ekonomi positif, Indonesia berpotensi memiliki peran untuk menopang roda perekonomian dunia terus berputar.
"Misi khusus BI yakni menemukan arah dari timur dan barat. Gubernur BI konsisten dalam pertemuan internasional yaitu IMF dan G20 concern ke
emerging market. Bila
emerging market tidak dibantu maka pertumbuhan ekonomi akan lebih parah," jelas Aida.
Untuk diketahui, EMEAP yang berdiri pada 1991 ini merupakan kerja sama antar bank sentral dan otoritas moneter di Asia Timur dan Pasifik. Tujuannya untuk memperkuat hubungan kerja sama di antara anggotanya.
EMEAP ini terdiri dari 11 bank sentral antara lain Bank Indonesia, Reserve Bank of Australia, People's Bank of China, Hong Kong Monetary Autority, Bank of Japan, The Bank of Korea, Bank Negara Malaysia, Reserve Bank of New Zealand, Bangko Sentral ng Philipinas, Monetary Autohority of Singapore serta Bank of Thailand.
(gir)