Jakarta, CNN Indonesia -- Keberhasilan PT Pertamina (Persero) melakukan penghematan pengadaan minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM) sebesar US$91 juta sepanjang Januari - Juni 2016 dinilai sebagai keberhasilan manajemen mempertahankan kinerja keuangan di tengah harga minyak yang masih rendah.
Komaidi Notonegero, Direktur Eksekutif Reforminer Institute menilai diaktifkannya kembali Integrated Supply Chain (ISC), terbukti mampu menghasilkan efisiensi yang cukup besar.
“Semoga konsistensinya bisa dipertahankan dengan tetap mempertahankan mekanisme dan proses bisnis yang dijalankan ISC selama ini,” kata Komaidi, Selasa (2/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ferdinand Hutahean, Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia, mengatakan ISC Pertamina menunjukkan kinerja yang terus membaik dengan banyaknya terobosan efisiensi yang dilakukan. ISC juga dinilainya terus berupaya mendapatkan sumber minyak mentah yang lebih murah dan berkesinambungan.
"Untuk 2016, kami harapkan agar ISC semakin fokus pada arah mendapatkan minyak mentah dalam kontrak panjang dan diskon yang lebih besar supaya rakyat bisa menikmati harga yang lebih murah,” kata Ferdinand.
Tahun ini ISC diamanatkan untuk melaksanakan program penghematan dengan menitikberatkan kepada upaya reformasi pengadaan minyak mentah dan produk kilang. Program-program tersebut meliputi roll out dari proses reformasi di tahun sebelumnya dengan target efisiensi US$80 juta, pelaksanaan crude processing deal Basrah dengan target efisiensi US$5 juta per tahun, dan pembelian minyak mentah, kondensat, dan LPG dari Iran dengan target efisiensi juga US$5 juta per tahun.
Wianda Pusponegoro, Vice President Corporate Communication Pertamina, mengatakan ISC Pertamina juga akan meningkatkan penyerapan minyak mentah domestik dari KKKS dengan target efisiensi US$5 juta, serta pengadaan minyak mentah berdasarkan nilai keekonomian dengan target yang sama senilai US$5 juta per tahun.
“Untuk meningkatkan nilai tambah bagi perusahaan, ISC juga melakukan penambahan daftar minyak mentah yang bernilai ekonomis tinggi yang dapat diolah di kilang Pertamina serta persiapan melakukan
hedging atau lindung nilai. Adapun realisasi program BTP ISC tahun 2016 hingga akhir Juni telah menghasilkan efisiensi sebesar US$91 juta atau 228 persen dari target sampai dengan Juni sebesar US$42 juta,” ungkap Wianda.
(gen)