Pertamina Rampungkan Akuisisi Satu Blok Migas di Luar Negeri

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Selasa, 26 Jul 2016 15:27 WIB
Dari beberapa blok migas yang diincarnya di luar negeri, manajemen Pertamina menargetkan bisa menyelesaikan satu diantaranya tahun ini.
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam (tengah) menargetkan, dari beberapa blok migas yang diincarnya di luar negeri, manajemen ingin bisa menyelesaikan satu diantaranya tahun ini. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) menargetkan bisa menyelesaikan setidaknya satu akuisisi blok minyak dan gas bumi (migas) dari beberapa blok yang diincarnya di luar negeri tahun ini. Selain di kawasan Timur Tengah, Pertamind diketahui membidik blok migas di Afrika dan Rusia.

“Untuk tahun ini ada beberapa yang dibidik, tetapi kemungkinan yang bisa closed hanya satu,” ujar Syamsu Alam, Direktur Hulu Pertamina, Selasa (26/7).

Syamsu menuturkan pekan ini bakal menandatangani nota kesepahaman dengan National Iran Oil Company (NIOC) untuk dapat mengakses data blok migas di negara tersebut. Akses data itu dilakukan terhadap dua blok yang akan dievaluasi. Dari data sekunder yang dimiliki Pertamina, dua blok ini memiliki cadangan minyak sekitar 3 miliar barel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Syamsu, sejauh ini tidak ada kendala yang dihadapi Pertamina untuk merealisasikan rencana ekspansinya ke luar negeri. Hanya memang prosesnya tidak bisa dilakukan dengan cepat. Ia menyebut kebutuhan dana untuk ekspansi melalui langkah akuisisi mencapai US$16 miliar hingga 2025.

Saat ini, perusahaan migas pelat merah itu telah beroperasi di tiga negara yaitu Aljazair, Irak, dan Malaysia. Di Aljazair, Pertamina tercatat menjadi operator di blok Menzel Lejment North. Serta memiliki hak partisipasi di dua blok lainnya, yakni El Merk dan Ourhoud.

Di Irak, Pertamina memiliki hak partisipasi sebesar 10 persen di Blok West Qurna 1. Terakhir di Malaysia, Pertamina memiliki hak partisipasi 18 - 25,5 persen di Blok SK-309, SK-311, SK-314A, P, K dan Blok H.

“Kontribusi produksi terbesar dari luar negeri berasal dari Irak dan Aljazair,” kata Syamsu.

Hingga Juni 2016, produksi minyak Pertamina mencapai 305 ribu barel per hari (bph). Level produksi tersebut naik 11,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 274 ribu bph. Produksi gas pada periode tersebut juga naik 15,8 persen menjadi 1.938 MMSCFD dibanding semester I 2015 sebesar 1.710 MMSCFD.

Total produksi migas Pertamina hingga enam bulan pertama tahun ini mencapai 640 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD), naik 12,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 569 ribu BOEPD.

Pertamina tahun ini memproyeksikan produksi migas akan mencapai 656 ribu BOEPD, naik 8,1 persen dibandingkan dengan realisasi 2015 sebesar 606,7 ribu BOEPD.

Produksi migas Pertamina mencakup, produksi minyak 313 ribu bph, naik 12,5 persen dibanding realisasi 2015 sebesar 278 ribu bph. Serta produksi gas naik sekitar 5 persen dari 1,90 BSCFD menjadi 1,99 BSCFD.

Ferdinand Hutahean, Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia, mengatakan produksi migas Pertamina dari lapangan di luar negeri menunjukkan kecenderungan meningkat.

“Saat ini Pertamina dari luar negeri banyak disokong dari Aljazair dan Irak,” kata dia.

Menurut Ferdinand, produksi migas Pertamina, khususnya dari luar negeri memang masih bisa ditingkatkan. Namun tentu pilihan yang bisa diambil adalah melalui akuisisi blok-blok lain dari yang ada saat ini.

“Dukungan yang harus diberikan pemerintah adalah memberikan jaminan pinjaman atau memberi PMN. Pertamina harus mempunyai banyak dana untuk memperluas wilayah kerjanya,” tandas Ferdinand. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER